Denmark dan Belanda akan Kirim Leopard 2 ke Ukraina, Perang Tank Makin Sengit

KOPENHAGEN, KOMPS.TV - Denmark dan Belanda, Kamis (20/4/2023), mengumumkan rencana mereka untuk menyediakan Ukraina dengan sedikitnya 14 tank tempur Leopard 2 buatan Jerman yang direnovasi, dan akan disuplai mulai awal tahun 2024.

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen, Kamis, menyebutnya sebagai "sumbangan yang signifikan" ditambah kontribusi Denmark, Belanda, dan Jerman yang diumumkan pada Februari lalu untuk menyediakan sedikitnya 100 tank Leopard 1 A5 yang lebih tua.

Dalam sebuah pernyataan bersama, menteri pertahanan Denmark dan Belanda mengatakan biayanya diperkirakan sebesar 165 juta euro "untuk bersama-sama memperoleh, merenovasi, dan menyumbangkan" tank-tank tersebut, dan akan dibagi sama rata antara kedua anggota NATO tersebut.

"Dengan cara ini, kita akan bersama-sama bergabung dalam 'koalisi Leopard 2', didukung oleh banyak mitra dan sekutu," kata mereka.

Pada Januari lalu, Jerman setuju mengirimkan 14 tank Leopard 2 A6 yang lebih baru dari persediaan militer saat ini, dan meningkatkan jumlahnya menjadi 18 pada Februari.

Baca Juga: Sistem Rudal Patriot Buatan AS Tiba di Ukraina, Perang dengan Rusia Bakal Makin Berdarah!

Menteri Pertahanan Denmark yang bertindak sebagai pelaksana, Troels Lund Poulsen, menekankan tank-tank tersebut bukan milik Denmark tetapi "dibeli dengan kerja sama Belanda".

Denmark saat ini memiliki tank Leopard 2 A7 yang merupakan "model yang berbeda dan lebih baru daripada yang kami sumbangkan sekarang," tambah Lund Poulsen.

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren mengatakan "memiliki tank tempur utama Leopard 2 A4 akan memberikan Ukraina superioritas di medan perang, karena kekuatan tembak yang besar, tingkat perlindungan yang tinggi, dan kecepatannya."

"Selama beberapa minggu terakhir, pasukan bersenjata Ukraina telah menunjukkan bahwa mereka mampu menguasai keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan tank dalam waktu singkat," tambahnya.

Di Twitter, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menulis bahwa "Kami sangat berterima kasih atas sumbangan ini."