RAMALLAH, KOMPAS.TV - Jemaat Gereja Makam Kudus dari Palestina Dihalangi Polisi Israel untuk Rayakan Paskah di Yerusalem, Minggu (16/4/2023).
Umat Kristen Ortodoks di seluruh dunia merayakan Paskah pada Minggu (16/4). Pada perayaan hari besar keagamaan tersebut, acara doa dan misa diadakan di sejumlah gereja Ortodoks di berbagai kota di Palestina, di antaranya Yerusalem, Ramallah, Jenin, dan Nablus.
Kemarin, jemaat gereja Ortodoks dari Palestina yang ingin mengikuti upacara pemindahan Api Kudus dari Kota Tua Yerusalem ke berbagai wilayah di Palestina sempat dihalagi oleh polisi Israel.
Selama berjam-jam sebelum acara tersebut dilaksanakan, polisi Israel telah berjaga dan membuat pos pemeriksaan di gerbang menuju Kota Tua Yerusalem dan menghalangi akses umat Kristen Palestina dan peziarah lainnya ke Gereja Makam Kudus untuk mengikuti upacara Api Kudus.
Melansir dari kantor berita Wafa, sejak minggu lalu polisi Israel memutuskan untuk membatasi jumlah orang yang bisa datang ke Gereja Makam Kudus sebanyak 2000 orang saja.
Keputusan itu lantas ditolak keras oleh gereja-gereja Ortodoks dan komunitas Kristen Palestina pada umumnya. Mereka menilai, jumlah pengunjung Gereja Makam Kudus biasanya dapat menampung hingga sepuluh kali lipat dari jumlah yang ditentukan itu.
Mereka pun menuntut kebebasan akses ke situs keagamaan bagi semua orang yang ingin berada di sana.
Baca Juga: Jemaah Masjid Al-Aqsa dan Gereja Makam Kudus Diserang, Palestina Peringatkan Israel
Sebelumnya, polisi Israel telah menyerang jemaat yang hendak memperingati Sabtu Suci di Gereja Makam Kudus, Kota Tua Yerusalem, Yerusalem Timur, wilayah Palestina yang berada di bawah pendudukan Israel, Sabtu (15/4/2023).
Tak hanya menyerang umat Kristen, polisi Israel juga telah menyerang umat Islam yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa pada bulan Ramadan.
"Serangan yang kita saksikan hari ini ke rakyat kita yang memperingati Sabtu Suci di Gereja Makam Kudus di Yerusalem, juga serangan sebelumnya ke jemaah Masjid Al-Aqsa dan penistaan di halamannya, kami kutuk dan tolak," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Sabtu.
Abbas menambahkan, serangan ke jemaah Muslim dan Kristen menunjukkan "ketidakjujuran" pemerintahan pendudukan Israel. Sebab sebelumnya, Tel Aviv mengeklaim mengizinkan kebebasan beribadah di tempat-tempat suci Yerusalem.
Baca Juga: Ulama Palestina Ungkap Alasan Serangan Israel, Tak Ingin Masjid Al-Aqsa Hanya Milik Muslim
Sumber : Kompas TV/Wafa
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.