JAKARTA, KOMPAS.TV - Perjalanan mudik selalu punya cerita tersendiri. Dari tahun ke tahun, mudik adalah momen yang selalu ditunggu bagi mereka yang pulang ke kampung halaman.
Harian Kompas tahun 1980 pernah menurunkan laporan perjuang pemudik yang memadati stasiun Gambir, Jakarta. Para calon penumpang sudah memadati loket sejak Pukul 5 pagi menunggu buka loket Pukul 10.00. Namun karena banyaknya para calon penumpang, tidak semua kebagian.
Baca Juga: Tol Cisumdawu Ruas Cimalaka-Dawuan Digratiskan untuk Mudik Lebaran 2023
Alhasil, mereka yang tidak mendapatkan tiket pada Pukul 10.00 kembali harus menunggu untuk loket yang dibuka Pukul 16.00 sore. Bila semua tiket tidak berhasil mereka peroleh, ada para calo yang bergentanyangan mencari calon penumpang.
Namun, harga tiket sudah naik dua kali lipat. Tiket kereta ke Yogyakarta, misalnya, yang dibanderol Rp2.400 melonjak menjadi Rp5.000.
Peningkatan jumlah pemudik yang membengkak tidak disertai dengan layanan angkutan yang memadai. Dari arsip-arsip foto yang dimiliki Harian Kompas, terlihat para penumpang berdesakan di gerbong kereta hingga ke WC.
Sebuah pemandangan miris telihat ketika seorang perempuan masuk lewat jendela kereta dibantu oleh penumpang lain. Itu karena pintu masuk kereta sudah berjejalan.
Begitu pula dengan angkutan bus. Terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur, adalah yang banyak diburu para calon penumpang antar kota antar provinsi (AKAP). Namun kondisi tak jauh beda dengan stasiun kereta.
Setiap bus yang datang akan dikejar para penumpang. Tidak ada tiket dan antrean. Semua berebut masuk. Bila tak kebagian, ada kursi kayu yang disediakan pihak pengelola bus. Itu masih lumayan dibandingkan berdiri sepanjang perjalanan. Jangan tanya alat pendingin ruangan atau kipas angin, semua mengandalkan AC alam alias angin dari balik jendela.
Antrean yang cukup tertib terlihat di loket untuk calon penumpang kapal laut. Dari foto tahun 1984, terlihat antrean calon penumpang untuk KM Kerinci I dan KM Kerinci II yang mengular di depan loket. Tampak petugas Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) yang merupakan para prajurit berjaga sambil menenteng senjata laras panjang.
Kondisi tersebut sudah jauh berbeda dengan sekarang. Selain layanan transportasi terus dibenahi, banyak pihak memberikan layanan mudik gratis. Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) DKI Jakarta, misalnya, menyelenggarakan Program Mudik Gratis DKI Jakarta Tahun 2023 untuk seluruh Warga Jakarta Jakarta yang akan merayakan Lebaran di Kampung Halaman dan kembali lagi ke Jakarta. Program ini bertujuan agar masyarakat dapat melaksanakan mudik secara selamat, aman, nyaman, dan menyenangkan.
Baca Juga: Posko Mudik Unik di Kawasan Gombel Sediakan Fasilitas Lengkap dan Gratis!
Program Mudik Gratis DKI Jakarta Tahun 2023 akan melayani perjalanan mudik menuju 19 kota/kabupaten di enam provinsi yakni Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Kota Bandar Lampung menjadi kota tujuan di Provinsi Lampung; Palembang di Sumatera Selatan; Kuningan dan Tasikmalaya di Jawa Barat; Tegal, Pekalongan, Semarang, Kebumen, Cilacap, Purwokerto, Solo, Sragen, Wonosobo dan Wonogiri di Provinsi Jawa Tengah; Kota Yogyakarta di Provinsi DIY; serta Madiun, Kediri, Jombang dan Malang di Provinsi Jawa Timur.
Mudik pun kini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat. Presiden akan turun langsung melihat kesiapan aparat di lapangan. Para menteri, aparat kepolisian dan prajurit akan selalu dilibatkan.
"Ini semuanya sudah kita atur, insyaallah moga-moga tidak ada masalah. Termasuk juga yang di jalan tol. Semuanya kemarin kita cek. Moga-moga, insyaallah tidak ada masalah," kata Jokowi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023) tentang persiapan mudik tahun 2023.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.