JAKARTA, KOMPAS.TV - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) kurang setuju dengan penerapan skema one way atau satu arah untuk mengantisipasi kemacetan arus mudik Lebaran 2023.
Wakil Ketua Forum Angkutan Jalan dan Kereta Api MTI Deddy Herlambang menilai rekayasa lalu lintas tersebut tak berpihak pada angkutan umum.
"Sebenarnya kami kurang setuju mengenai masalah one way," kata Deddy dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (16/4/2023).
"Karena (one way) selalu berpihak kepada kendaraan pribadi. One way tidak berpihak kepada pengguna angkutan umum."
Dia pun menyinggung arus mudik Lebaran tahun lalu, di mana banyak suplai angkutan umum seperti bus yang terlambat akibat one way.
"Yang seharusnya bus selama 24 jam bisa melakukan trip dua kali yakni pulang-pergi, tapi ketika diberlakukan one way, bus terjebak. Mereka mungkin keluar melalui arteri keluar tol misalnya, ternyata macet parah hingga 12 jam tidak sampai ke tujuan," jelas Deddy.
Baca Juga: Jadwal Kebijakan One Way Mudik Lebaran 2023 dari Tol Cikampek KM 72 hingga GT Kalikangkung
"Di Kudus pada tahun 2022, waktu arus balik juga sempat telantar, suplai busnya tidak ada yang dari Jakarta."
MTI pun berharap tidak ada penerapan one way atau satu arah, selama arus mudik dan balik Lebaran 2023.
"Maka saya berharap pemerintah menghindari adanya rekayasa satu arah ini," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemebhub) dan Korlantas Polri mengatakan akan menerapkan skema one way, serta contraflow guna mengantisipasi kemacetan saat musim mudik dan balik Lebaran 2023.
Sistem one way arus mudik akan diberlakukan mulai Selasa, 18 April 2023, dimulai dari KM 72 Cikampek sampai dengan KM 414 Gerbang Tol Kalikangkung.
Sementara untuk arus balik, one way akan diberlakukan mulai Senin, 24 April 2023 dari KM 414 Gerbang Tol Kalikangkung sampai dengan KM 72 Cikampek.
Baca Juga: Arus Mudik Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal One Way, Contraflow, dan Ganjil-Genap di Tol Cipali
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.