JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin berkomitmen menjalankan pemerintahan yang tidak antikritik.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko menegaskan hal tersebut berkaitan dengan viralnya video seorang TikToker bernama Bima Yudho Satrio yang mengkritik Provinsi Lampung. Usai menyuarakan kritiknya, keuarga Bima diduga mendapatkan intimidasi dari aparat.
"Kritik itu adalah suatu yang sah dan dilindungi oleh undang-undang di negara demokrasi, sejauh itu tidak menjadi fitnah dan menyebarkan ujaran kebencian,” kata Joanes, Sabtu (15/4/2023), sebagaimana dikutip dari Antara.
Baca Juga: TikToker Bima Dilaporkan ke Polisi usai Kritik Lampung, Keluarga: Kita Sudah Siapkan Semuanya
“Jadi, yang namanya kritik dan masukan itu jangan dihindari. Presiden Jokowi dan KSP memiliki posisi tegas bahwa kritik perlu diapresiasi,” jelas dia.
Joanes mengatakan, pemerintahan Jokowi akan menyaring berbagai masukan yang ada sebagai upaya perbaikan pelayanan publik oleh Pemerintah.
KSP akan bekerja sama dengan aparat hukum dalam menanggapi kritik dan masukan dari masyarakat sehingga dugaan intimidasi terhadap seseorang yang menyampaikan kritik tak lagi terulang.
Terakhir, Joanes memberikan pesan kepada Bima untuk tidak takut memberikan kritik terhadap pemerintah.
"Kepada Bima Yudho, jangan pernah lelah mencintai kampung halaman. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia. Tetaplah memberikan masukan dan kritik. Selama kritik yang diberikan itu benar, jangan pernah takut. KSP, dalam koridor-koridor yang sewajarnya, akan terus mendukung," ujar Joko.
Baca Juga: Keluarga TikToker Bima: Gubernur Lampung Sebut Orang Tua Bima Tak Bisa Didik Anak
Sebelumnya, nama TikToker Bima viral di media sosial usai mengkritik alasan Lampung tidak maju-maju.
Dalam video itu, Bima mengkritik sejumlah sektor, baik itu infrastruktur, proyek Kota Baru, pendidikan, hingga tingkat kriminalitas.
Usai videonya viral, Bima yang kini berada di Australia untuk menempuh pendidikannya mengabarkan bahwa keluarganya yang ada di Lampung mendapatkan intimidasi.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.