MOSKOW, KOMPAS.TV — Seluruh Armada Pasifik Rusia ditempatkan pada tingkat kewaspadaan tinggi pada Jumat (14/4/2023) untuk latihan kilat yang akan melibatkan peluncuran misil dalam sebuah demonstrasi kekuatan besar-besaran di tengah ketegangan dengan Barat terkait pertempuran di Ukraina.
Seperti laporan Associated Press, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, tujuan dari permainan perang ini adalah untuk menguji kemampuan pasukan bersenjata Rusia dalam menanggapi agresi.
Selain peluncuran misil, latihan ini juga akan melibatkan pengebom strategis yang mampu membawa nuklir dan pesawat tempur lainnya selain penerbangan angkatan laut dari Armada Pasifik, kata Shoigu.
Militer Rusia telah memusatkan sebagian besar pasukannya di garis depan di Ukraina, tetapi tetap melaksanakan latihan rutin di seluruh Rusia untuk melatih pasukannya dan menunjukkan kesiapannya.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menggambarkan latihan perang sebagai bagian dari pelatihan reguler yang dimaksudkan untuk "menjaga tingkat kesiapan pasukan bersenjata yang diperlukan".
Shoigu mencatat bahwa skenario manuver ini memperkirakan untuk menanggapi upaya musuh untuk mendarat di Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril selatan.
Baca Juga: Pengebom Rusia dan China Terbang Patroli Bersama di Atas Pasifik, Melipir Perbatasan Korea Selatan
Jepang menegaskan hak kedaulatan atas Kepulauan Kuril, yang disebut Wilayah Utara oleh Jepang. Uni Soviet mengambil kepulauan itu pada hari-hari terakhir Perang Dunia II, dan sengketa ini mencegah kedua negara menandatangani perjanjian perdamaian untuk secara resmi mengakhiri permusuhan mereka.
Tahun lalu, Rusia mengumumkan mereka menghentikan pembicaraan perdamaian dengan Jepang untuk memprotes sanksi Tokyo terhadap Moskow atas tindakannya di Ukraina.
Rusia meningkatkan kehadiran militernya di Kepulauan itu dalam beberapa tahun terakhir, menggelar jet tempur canggih, misil anti-kapal, dan sistem pertahanan udara.
Latihan Armada Pasifik dimulai beberapa hari sebelum perjalanan yang direncanakan ke Moskow oleh Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Shoigu dan Li akan membahas "prospek kerja sama pertahanan bilateral dan masalah-masalah akut keamanan global dan regional".
Kunjungan tiga hari ke Moskow oleh Presiden China Xi Jinping bulan lalu menunjukkan kemitraan kedua negara dalam menghadapi upaya Barat untuk mengisolasi Rusia atas Ukraina dan memberikan dukungan politik kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baik Moskow maupun Beijing menuduh Washington berusaha mengisolasi mereka dan menghambat perkembangan mereka ketika mereka menantang Amerika Serikat untuk memimpin di wilayah dan global.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.