BEIJING, KOMPAS.TV - Superkonduktor canggih eksperimental Tokamak (EAST) atau matahari buatan China dilaporkan telah membuat terobosan baru.
Matahari buatan China itu mampu mempertahankan operasi plasma pengurungan tinggi yang stabil selama 403 detik atau hampir 7 menit pada Rabu (12/4/2023).
Hal itu merupakan langkah kunci menuju pengembangan reaktor fusi.
Terobosan baru itu tercipta setelah lebih dari 120.000 tembakan, dan meningkat secara hebat dari catatan waktu dunia sebelumnya, yaitu pada 101 detik, yang dicatat EAST di 2017.
Baca Juga: Taiwan Tegang, Merasa China Siap Luncurkan Perang Usai Beri Peringatan
Tujuan utama dari matahari buatan atau EAST, yang berlokasi di Institut Fisika Plasma, Akademi Ilmu Pengetahuan China (ASIPP) di Hefei, adalah menciptakan fusi nuklir seperti matahari.
Mereka menggunakan zat yang melimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil.
Dilansir dari China Daily, Direktur ASIPP, Song Yuntao, mengatakan bahwa makna utama dari terobosan ini terletak pada mode kurungan tinggi.
Suhu dan kerapatan partikel telah sangat meningkat selama operasi plasma pengurungan tinggi. Ini bakal menjadi dasar yang kuat untuk meningkatkan efisiensi listrik dari fusi pembangkit listrik di masa depan dan mengurangi biaya.
Baca Juga: Cerita Polisi China Pecahkan Kasus Pembunuhan Berusia 26 Tahun Berkat Teknologi Terbaru
Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam yang persediaannya terbatas dan memiliki dampak lingkungan besar, matahari buatan membutuhkan bahan mentah yang hampir tak terbatas di bumi.
Energi fusi dianggap lebih aman dan lebih bersih, dan karenanya merupakan energi tertinggi yang ideal untuk masa depan umat manusia.
Sejak beroperasi pada 2006, EAST yang dirancang dan dikembangkan China menjadi platform uji terbuka bagi ilmuwan negara itu dan internasional untuk melakukan eksperimen dan penelitian terkait fusi.
Sumber : China Daily
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.