SURABAYA, KOMPAS.TV – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022, di Ruang Bromo, Bank Jatim Kantor Pusat lantai 5, Surabaya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur hadir langsung dalam RUPS tersebut sebagai Pemegang Saham Pengendali.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa skenario kegiatan RUPS Tahunan Tahun Buku 2022. Skenario pertama, para pemegang saham dapat memberikan kuasa kepada Biro Administrasi Efek tanpa mengurangi hak pemegang saham untuk hadir.
Skenario berikutnya, bagi pemegang saham yang ingin mengikuti jalannya RUPS tanpa hadir secara langsung dapat menyaksikan pelaksanaan RUPS melalui live streaming.
Baca Juga: Garap Potensi Ekonomi Syariah, Bank Jatim Launching Tabungan Santri
Agenda RUPS Tahunan Tahun Buku 2022 terdiri dari:
Dalam sambutannya, Khofifah menjelaskan akan terus mendorong Bank Jatim untuk meningkatkan performa kinerja sehingga bisa semakin berkontribusi dalam mengungkit sektor ekonomi di Jawa Timur.
"Saya berharap, seluruh jajaran Bank Jatim mempedomani lima pilar demi meningkatkan layanan perbankan di Jatim agar terus tumbuh produktif. Lima pilar tersebut meliputi transformasi struktural, transformasi SDM atau Human Resource, Transformasi IT, Pengkinian Kebijakan dan Prosedur dan aksi koorporasi untuk meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan," urainya.
Baca Juga: Bank Jatim Raih Peringkat A Dalam Laporan Keberlanjutan Tahun 2021
Orang nomor satu di Jatim tersebut juga mengingatkan soal inflasi yang saat ini telah menjadi momok menakutkan bagi banyak negara di dunia.
Di kondisi pemulihan ekonomi saat ini, masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhan bahan pokok dibandingkan menyimpan uang di perbankan.
"Ini menjadi tantangan sendiri bagi dunia perbankan. Kenaikan inflasi akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan. Sebab, ketika tingkat inflasi tinggi, bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga agar tingkat inflasi menurun," tutur Khofifah.
Khofifah menambahkan, inflasi yang tinggi membuat nilai riil tabungan menjadi rendah sehingga masyarakat memilih membelanjakan uangnya membeli kebutuhan pokok yang semakin mahal daripada menyimpannya di bank.
Dikatakan Khofifah, sebagai BUMD milik Jawa Timur, Bank Jatim harus membantu perkembangan UMKM. Kontribusi UMKM di Jawa Timur mencapai 57,81 persen sehingga keberpihakan Bank Jatim terhadap UMKM harus dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya, lewat penyaluran kredit.
Optimalisasi penyaluran kredit antara lain dengan mendorong peningkatan sektor produktif terutama UMKM dan korporasi, memaksimalkan upaya penanganan recovery NPL, percepatan pengembangan produk berbasis digital, dan peningkatan efektivitas bisnis treasury.
“Kami juga apresiasi Bank Jatim sudah melakukan pengembangan digital melalu brand JConnect. Ini langkah yang baik untuk bersaing dengan bank-bank lain,” ungkap Khofifah.
Ia berpesan agar Bank Jatim ikut serta dalam upaya-upaya inisiatif menjaga lingkungan demi masa depan bumi yang lebih baik lewat implementasi green banking.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan penerapan digital banking product & solution melalui fitur pembukaan rekening bank secara online dan memperbanyak mesin ATM cardless. Selain itu, menerapkan digital workplace atau aplikasi dokumen digital.
Baca Juga: Bank Jatim Hadirkan E-Retribusi (Si RATRI) di Pasar Perak Jombang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.