BEIJING, KOMPAS.TV - Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengumumkan bahwa latihan militer besar selama tiga hari di sekitar Taiwan telah dirampungkan per Senin (10/4/2023). Latihan ini memuat simulasi militer China mengepung pulau yang dianggap Beijing sebagai provinsinya tersebut.
Militer China menggelar simulasi pengepungan usai Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Latihan ini ditujukan untuk memperingatkan Taiwan serta kekuatan asing yang mendukung Taipei.
Baca Juga: China Akhirnya Serang Taiwan, Ternyata Hanya Simulasi Perang
"Pasukan di palagan ini siap bertarung setiap waktu dan bisa bertarung kapan pun untuk menghajar setiap upaya 'kemerdekaan Taiwan' serta interferensi asing," demikian bunyi pernyataan militer China, Senin (10/4/2023), dikutip Associated Press.
Latihan militer China yang digelar belakangan ini mirip dengan latihan militer serupa yang digelar Beijing usai Ketua DPR AS waktu itu, Nancy Pelosi, mengunjungi Taipei pada Agustus 2022.
Namun, latihan kali ini disebut lebih kecil dan tidak terlampau disruptif.
Taiwan melaporkan, terdapat 200 lebih penerbangan pesawat tempur China dalam tiga hari terakhir.
Media pemerintah China, CCTV, yang mengutip PLA mengatakan latihan tersebut melakukan simulasi pengepungan Taiwan dan gelombang serangan ke target-target penting di pulau itu.
Menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, antara Minggu (9/4) pukul 06.00 dan Senin (10/4) pukul 06.00, sebanyak 70 pesawat terdeteksi dan setengahnya melewati median Selat Taiwan, batas tidak resmi yang secara tidak langsung disepakati kedua pihak.
Baca Juga: Detik-Detik Saat Kapal Penjaga Pantai Taiwan Peringatkan Kapal Militer China
Di antara pesawat-pesawat itu, terdapat delapan jet tempur J-16, empat J-1, delapan Su-30, dan pesawat-pesawat pengintai. Taiwan juga mengatakan melacak jet-jet J-15 yang dipasangkan dengan kapal induk Shandong.
Pada Senin petang, Taiwan melaporkan, terjadi 91 penerbangan oleh pesawat pengebom, dan sejumlah jet tempur, pesawat peringatan dini, dan pesawat angkut militer.
Pada Jumat (7/4) hingga Sabtu (8/4), delapan kapal perang dan 71 pesawat terdeteksi di dekat Taiwan, menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan.
Kalangan pengamat militer menyebut latihan militer China menjadi intimidasi sekaligus kesempatan praktik pasukan Beijing memblokade Taiwan melalui laut dan udara.
Blokade ini dapat menjadi opsi strategis bila China hendak mereunifikasi Taiwan dengan aksi militer.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping sendiri getol mendesakkan reunifikasi paksa Taiwan. China dan Taiwan pecah usai perang sipil 1949. Beijing menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri, sebagai bagian dari wilayahnya.
Partai Komunis mengatakan Taiwan harus kembali bersatu dengan China, bahkan dengan paksaan jika diperlukan.
Baca Juga: AU Taiwan Pamer Bordiran Winnie the Pooh Dipukul Beruang Formosa, Ejek Xi Jinping?
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.