YERUSALEM, KOMPAS.TV - Dua serangan Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Bulan Ramadan, Rabu (5/4/2023), mendapat kecaman dunia.
Tentara Israel melakukan serangan ke Masjid Al-Aqsa pada Rabu dini hari dan malam hari seusai Salat Tarawih.
Serangan itu pun memantik kritikan dan kekhawatiran global.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengutuk serangan tersebut dan mengatakan Israel telah kelewatan.
Baca Juga: Biadab! Tentara Israel Kembali Serbu Masjid Al-Aqsa Usai Salat Tarawih, Pukuli para Jamaah Palestina
“Menginjak-injak Masjid Al-Aqsa adalah telah melewati batas untuk kami,” kata Erdogan dilansir dari TRT World.
“Kami akan terus mendukung saudara-saudari Palestina kami dan melindungi kesucian kami dalam segala keadaan,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengungkapkan dirinya terkejut dan kaget, dengan gambar bagaimana pasukan keamanan Israel memukuli orang di Masjid Al-Aqsa.
Menurut juru bicara Guterres, karena hal itu terjadi di masa yang suci untuk umat Yahudi, Kristiani dan Muslim, yang seharusnya menjadi periode perdamaian.
Baca Juga: Serangan Israel ke Al Aqsa Berulang Setiap Ramadan, Fadli Zon: PBB Gagap dan Lamban
Sementara itu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan Amerika Serikat (AS) sangat khawatir dengan kelanjutan kekerasan, dan meminta semua pihak menghindari eskalasi lebih lanjut.
Kekerasan yang berlangsung pilihan tahun setelah pendudukan Israel di atas tanah Palestina, telah meningkat sejak pemerintahan baru Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu mengambil alih kekuasaan pada Desember.
Pasalnya, pemerintahan Netanyahu berasal dari koalisi sayap kanan ekstrem dan patrtai Yahudi Ultra-Ortodoks.
Pada tahun ini, pemerintahan pendudukan Israel telah membunuh setidaknya 91 warga Palestina.
Sumber : TRT World
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.