Kompas TV nasional rumah pemilu

Pengamat: Pilpres 2024 Bakal Ada 3 Poros: PDIP, Koalisi Besar Pro Jokowi dan Koalisi Perubahan

Kompas.tv - 4 April 2023, 15:06 WIB
pengamat-pilpres-2024-bakal-ada-3-poros-pdip-koalisi-besar-pro-jokowi-dan-koalisi-perubahan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai menghadiri acara silaturahmi Ramadan yang digelar Partai Amanat Nasional (PAN) di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Jakarta, Minggu (2/4/2023). (Sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Peneliti Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai, bakal ada tiga poros politik di Pilpres 2024 mendatang.

Tiga poros politik itu, katanya, mewakili gejolak politik yang terjadi, khususnya ketika lima ketum parpol bertemu dan berada di belakang Presiden Jokowi.

Terlihat ketika Jokowi mengumpulkan lima ketum Parpol saat silaturahim Ramadan pada Minggu (2/4/2023) kemarin, tanpa kehadiran PDI Perjuangan dan Nasdem. 

"Saya lihatnya begini, kalau dua pasang, ya cuma ada koalisi perubahan dan koalisi besar. Tapi saya yakin bakal ada tiga poros di pilpres, koalisi besar (parpol Pro Jokowi-red), poros PDIP dan poros koalisi perubahan," jelas Ujang, Selasa (4/4/2023) di Sapa Pagi Kompas TV. 

Baca Juga: Pengamat Ungkap PDIP Bakal Sulit Gabung Koalisi Besar 5 Parpol Pro Jokowi, Ini Faktornya

Ujang lantas menyebut, dari representasinya yang sudah terlihat dari elektabilitas, maka kemungkinan katanya berisi Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, meskipun ada peluang juga calon lain seperti Puan Maharani. 

"Ganjar agak sulit di Jokowi, kasus penolakan Piala Dunia itu mempengaruhi, tereleminasi sendiri didukung Jokowi. Dan, pak Jokowi dukung koalisi besar," jelasnya. 


 

Poros satu lagi, Anies Baswedan sebagai episentrum dan disebut-sebut jadi kandidat yang kuat. 

"Kalau Anies, ya milik koalisi perubahan," jelasnya. 

Baca Juga: Gerindra Anggap Momentum Sudah Tercipta, KIB-KIR Melebur Jadi Koalisi Besar Menuju Pilpres 2024

Tinggal, kata dia, poros PDI Perjuangan dan ia yakin bakal ada pembicaraan empat mata antara Megawati dan Jokowi terkait hal itu.

"Parameter indikator di elektabilitas, SBY 2004 itu maju mundur, elektabilitas 60 persen dan menang dua periode. Lalu Jokowi juga sama, di 2014 maju mundur di angka itu. Karena incumber terpili lagi," jelasnya. 

"Sekarang tidak ada petahana, elektabilitas jadi penting," jelasnya. 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x