SLOVIANSK, KOMPAS.TV - Jerman dan Inggris selesai mengirimkan tank-tank beratnya ke Ukraina. Tank-tank tersebut akan memberikan infus utama senjata lapis baja yang akan membantu pertempuran Kiev melawan serangan pasukan Rusia. Demikian para pejabat Barat itu menyatakan Senin, (27/3/2023)
Tank-tank itu, yang lama ada dalam daftar keinginan peralatan militer Ukraina, dijanjikan ke Kiev awal tahun ini dan tiba tepat waktu untuk serangan musim semi yang diharapkan oleh pasukan Ukraina. Hal itu ditambah pengumuman Inggris yang akan mengirimkan amunisi tank dan artileri berisi uranium yang terdeplesi.
Kremlin berjanji menindaklanjuti rencana yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin dengan menyebarkan senjata nuklir taktis di negara tetangga Belarusia, sebuah inisiatif yang menuai kritik luas sementara Amerika Serikat saat ini sudah menebar banyak senjata nuklir taktis di Eropa.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada wartawan hari Senin, Berlin telah memberikan tank tempur Leopard yang "sangat modern" ke Kiev, sebanyak 18 telah dikirim.
"Tank kami telah sampai ke tangan teman-teman Ukraina kami seperti yang dijanjikan dan tepat waktu," kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dalam sebuah pernyataan.
Mereka bergabung dengan tank Challenger dari Inggris, kata juru bicara kementerian pertahanan di Kyiv.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov sebelumnya mengatakan dia memeriksa "tambahan baru" untuk pasukan negara itu, tank Challenger serta kendaraan tempur infanteri Marder Jerman, ditambah truk lapis baja Cougar dan pengangkut personel lapis baja Stryker dari Amerika Serikat.
"Setahun yang lalu, tidak ada yang mengira bahwa dukungan mitra kami akan begitu kuat," kata Reznikov di Facebook.
Baca Juga: Menhan Ukraina Pamer Bantuan Tank Leopard: Mana Jalan menuju Moskow?
Penyebaran nuklir yang direncanakan
Di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kritik Barat terhadap pengumuman senjata nuklir taktis Putin "tidak dapat memengaruhi rencana Rusia".
Berbicara dalam wawancara televisi dua hari sebelumnya, Putin mengatakan Moskow akan menempatkan senjata nuklir taktis "tanpa melanggar perjanjian internasional kami tentang non-proliferasi nuklir".
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hari Senin mengatakan kepada kepala Badan Energi Atom Internasional bahwa tidak mungkin memulihkan keamanan di pembangkit nuklir Zaporizhzhia, sementara Rusia masih memegang kendali. Hal itu berkaitan dengan kunjungan Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, ke lokasi tersebut.
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.