NASHVILLE, KOMPAS.TV – Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat (AS). Kali ini terjadi di sekolah di Nashville, Senin (27/3/2023) waktu setempat. Pelaku penembakan adalah seorang perempuan berusia 28 tahun, di mana perempuan sangat jarang menjadi pelaku dalam kasus penembakan yang pernah terjadi sebelumnya.
Tersangka telah menggambar peta rinci sekolah tersebut, termasuk titik masuk potensial, dan melakukan pengawasan sebelum membunuh tiga siswa dan tiga orang dewasa dalam serangkaian penembakan massal tersebut.
Tersangka, kemudian yang dibunuh oleh polisi, diyakini sebagai mantan siswa di The Covenant School di Nashville, tempat penembakan itu terjadi.
Penembak itu dipersenjatai dengan dua senjata serbu, yaitu senapan dan pistol. Dua senjata tersebut diyakini diperoleh secara legal di wilayah Nashville.
Baca Juga: Jenazah Korban Penembakan KKB saat Pengamanan Tarawih Tiba di Merauke
Tiga siswa sekolah menjadi korban tewas, yaitu Evelyn Dieckhaus, Hallie Scruggs, dan William Kinney, semuanya berusia 9 tahun. Selain itu, tiga staf sekolah juga tewas dan diidentifikasi sebagai Cynthia Peak, 61; Katherine Koonce, 60; dan Mike Hill, 61.
Situs web sekolah tersebut mencantumkan bahwa Katherine Koonce merupakan kepala sekolah. Profil LinkedIn-nya mengatakan bahwa dia telah memimpin sekolah tersebut sejak Juli 2016.
Serangan di The Covenant School — yang memiliki sekitar 200 siswa dari prasekolah hingga kelas enam, serta sekitar 50 anggota staf — terjadi ketika komunitas di seluruh negara terguncang oleh serentetan kekerasan sekolah, termasuk pembantaian di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, tahun lalu.
"Saya benar-benar sedih hingga menangis melihat anak-anak saat mereka diantar keluar dari gedung," kata Kepala Polisi Metropolitan Nashville John Drake seperti dikutip dari The Associated Press. Hingga kini motif penembakan belum diketahui.
“Kami memiliki manifesto, kami memiliki beberapa tulisan yang akan kami bahas yang berkaitan dengan tanggal ini, kejadian sebenarnya,” katanya. “Kami memiliki peta yang menggambarkan bagaimana semua ini akan terjadi,” ujarnya.
Baca Juga: Usaha Pengejaran Pelaku Penembakan 3 Anggota TNI Polri yang Jaga Salat Tarawih
Presiden Joe Biden menyebut penembakan itu sebagai "mimpi terburuk keluarga" dan memohon Kongres untuk meloloskan larangan senjata semi-otomatis jenis tertentu.
“Ini merobek jiwa bangsa ini, mengoyak jiwa bangsa ini,” kata Biden.
Menurut database yang dikelola oleh The Associated Press dan USA Today dalam kemitraan dengan Universitas Northeastern, sebelumnya telah terjadi tujuh pembunuhan massal di sekolah sejak tahun 2006 di mana empat orang atau lebih terbunuh dalam waktu 24 jam. Semua penembaknya adalah laki-laki.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.