WASHINGTON, KOMPAS.TV - Keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menempatkan senjata nuklir Rusia di Belarusia mendapat perhatian Amerika Serikat (AS).
Terkait hal itu, seorang pejabat senior AS mengatakan tak ada tanda-tanda rencana Moskow akan menggunakan senjata nuklir tersebut.
Pada Sabtu (25/3/2023), Putin dilaporkan telah menandatangani kesepakatan untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia.
Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Lakukan Serangan Drone, Sebut Berhasil Digagalkan oleh Pertahanan Udara
Ini pun menjadi pertama kalinya sejak pertengahan 1990-an, Rusia menempatkan persenjataan nuklitnya di luar negaranya.
“Kami tak melihat adanya alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri atau indikasi apa pun bahwa Rusia sedang bersiap menggunakan senjata nuklir,” ujar salah seorang pejabat tinggi di pemerintahan Joe Biden dikutip dari Sky News, Minggu (26/3/2023).
“Kami tetap berkomitmen dengan pertahanan kolektif bersama aliansi NATO,” ujarnya.
Penasihat Keamanan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksiy Danilov memperingatkan langkah Putin tersebut bisa membuat Belarusia menjadi destabiliasi.
“Kremlin membuat Belarusia menjadi sandera nuklir,” kata Danilov, yang merupakan Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina.
Putin sendiri mengeklaim bahwa keputusan tersebut tak melanggar perjanjian nin-proliferasi nuklir.
Baca Juga: Ramadan di Rusia: Saling Berlomba Berbagi Takjil Gratis hingga Tantangan Puasa 17 Jam
Menurutnya karena AS juga memiliki senjata nuklir yang ditempatkan di Eropa.
Hal ini merujuk pada perjanjian internasional yang bertujuan menghalangi penyebaran senjata nuklir.
Membuat mereka tak berada di negara yang belum siap memiliki senjata nuklir.
Putin pun menegaskan meski senjata nuklir itu ditempatkan di Belarusia, yang tak memiliki senjata nuklir, tapi Rusia tetap mengontrolnya.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.