JAKARTA, KOMPAS.TV - Penolakan terhadap Israel untuk tampil di Piala Dunia U20 ditengarai sarat bermuatan politik. Hal itu dinyatakan Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali.
Menurut Akmal, jika ingin berbicara masalah politik terkait Israel, harusnya dilakukan saat penyelenggaraan Inter-Parliamentary Union di Nusa Dua, Bali, tahun lalu, bukan di Piala Dunia U20.
"Harusnya kalau bicara masalah politik, ya jalurnya bukan Piala Dunia U20 ini. Jalurnya kemarin pas 20 Maret sampai 24 Maret 2022 di Nusa Dua, Bali ketika ada Inter-Parliamentary Union," kata Akmal kepada Kompas TV, Minggu (26/3/2023).
"Saat itu kan Israel diundang dan ikut serta dalam kegiatan Inter-Parliamentary Union. Nah di kesempatan itu harusnya bicara soal politik, soal kemerdekaan Palestina, soal lainnya."
"Nah sekarang bicara soal sepak bola, jika Indonesia mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 kan tidak ada catatan 'Kami bersedia menjadi tuan rumah asalkan Israel tidak ikut serta' atau Indonesia bisa memilih peserta," terangnya.
Akmal melanjutkan, penolakan Israel di Piala Dunia U20 2023 semakin terlihat bermuatan politik karena beberapa kali atlet Israel pernah bertanding di Indonesia dan bahkan mengibarkan bendera tapi tidak muncul penolakan seperti sekarang ini.
Baca Juga: Israel Ditolak, FIFA Batalkan Drawing Piala Dunia U20 2023
"Sekarang bicara sepak bola saja. Israel lolos maka semua kebijakan soal Piala Dunia harus kita turutin," tegasnya.
Akmal pun merasa heran dengan penolakan terhadap Israel tersebut. Padahal Palestina melalui kedutaan besarnya sudah mengeluarkan pernyataan bijak bahwa kehadiran Israel datang ke Indonesia kaitannya dengan sepak bola.
"Palestina saja memaklumi, masa orang Indonesia yang punya negara tidak memaklumi," tutur dia.
"Akhirnya jangan sampai begini, kita yang membabi buta seolah-olah membela Israel, kita di-banned oleh FIFA, Palestina tetap menjadi anggota FIFA, Israel tetap menjadi anggota FIFA, yang rugi kita semua," ucapnya.
Terakhir, Akmal sebagai pecinta bola memperingatkan kepada para politikus untuk tidak menjadikan sepak bola sebagai alat politik karena bisa berdampak buruk.
"Saya mengingatkan sebagai pecinta bola, sepak bola dijadikan alat politik pilihannya cuma dua. Naik elektabilitasnya atau jatuh dan terpuruk nama baiknya," pungkas Akmal.
Baca Juga: PSSI Heran Kenapa Penolakan Israel di Piala Dunia U20 2023 Baru Ramai Sekarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.