JAKARTA, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membagikan tips aman bagi penderita diabetes agar tetap menjalankan ibadah puasa.
Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya Jongky Hendro Prayitno menjelaskan, penderita diabetes perlu menyusun perencanaan minum pada saat sahur dalam rangka menghindari dehidrasi saat berpuasa, di antaranya, menghindari minuman yang membuat penderita diabetes sering buang air kecil seperti kopi dan teh.
“Dehidrasi pasti, tapi bisa direncanakan minumnya,” kata Jongky di Jakarta, Jumat (24/3/23) dikutip dari Antara.
“Jadi kalau minum jangan dipilih ada efek yang membuat terkencing-kencing seperti kopi dan teh. Hindari yang seperti itu. Lebih baik air putih, air dingin silakan,” tambahnya.
Selain itu, penderita diabetes juga harus memilih makanan yang tidak menyebabkan hiperglikemi atau hipoglikemi pasca-makan.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Hari Ini di Bandung, Surabaya, Semarang dan Makassar, Jumat 24 Maret 2023
Ia memerinci hiperglikemi dalam hal ini berarti kondisi Diabetes Militus (DM) pada tubuh pasien yang tidak terkontrol, sehingga kadar glukosa darah sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 300 miligram per desiliter.
Sedangkan Hipoglikemi adalah kondisi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal.
Jongky menjelaskan, berpuasa bisa menyebabkan penderita diabetes mengalami hiperglikemi jika saat berbuka terlalu banyak makan berkalori dan akan mengalami hipoglikemi apabila kurang memakan yang berkalori.
Oleh sebab itu, makanan dengan karbohidrat kompleks sangat dianjurkan untuk dikonsumsi sedekat mungkin dengan subuh agar penderita diabetes tidak terlalu lapar sehingga saat buka puasa tidak makan berlebih.
Ia menuturkan, penderita diabetes bisa memilih makanan yang mengandung karbohidrat rantai panjang seperti roti dibandingkan nasi, dan nasi merah dibandingkan nasi putih karena mengandung lebih banyak karbohidrat kompleks.
“Asupan makanan terkait asupan kalori dalam tubuh. Bagi pasien diabetes kelebihan atau kekurangan kalori bisa menimbulkan komplikasi di kemudian hari,” katanya.
Selanjutnya pasien diabetes juga perlu untuk memeriksa glukosa darah di jam-jam saat puasa dan di luar puasa agar bisa mengetahui kadar gula dalam darah.
“Biasanya pasien saya sarankan menjelang buka yaitu di sekitar jam 2 siang atau jam 3 sore. Kalau gulanya di bawah 70 langsung saya imbau untuk buka puasa,” jelasnya.
Berikutnya pasien diabetes perlu memilih waktu dan intensi yang tepat untuk beraktivitas jasmani selama puasa karena harus disesuaikan dengan kalori yang dimakan saat sahur
Selain itu, tidak dianjurkan juga untuk melakukan olahraga atau aktivitas yang berat selama berpuasa karena apabila kadar gula drop maka berpotensi menyebabkan hiperglikemi.
“Kalau orang diabetes berolahraga dan gulanya turun, maka badannya merespons dengan membentuk gula sendiri. Itu bisanya kebablasan jadi habis olahraga di cek gulanya malah 200-300. Orang diabetes itu pabrik gula,” jelasnya.
Terakhir adalah penderita diabetes yang berpuasa harus tetap memperhatikan konsumsi obat diabetes serta kaitannya potensi risiko terkait puasa.
Baca Juga: Khofifah Gubernur Jawa Timur Izinkan Warung Buka Selama Bulan Ramadan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.