ZORKOUM, KOMPAS.TV - Empat tentara dan sepuluh relawan militer tewas dalam serangan teroris di utara Burkina Faso pada hari Rabu, bertepatan dengan kunjungan pemimpin militer negara tersebut di wilayah Centre-North yang sama, demikian dikutip dari sumber keamanan pada hari Kamis (23/3/2023) seperti laporan France24, Jumat (24/3).
Serangan yang terjadi pada hari Rabu di Zorkoum, dekat kota Kaya, menargetkan sebuah unit tentara dan anggota Relawan untuk Pertahanan Tanah Air (VDP), kata sumber tersebut.
"Kami dengan sedih kehilangan empat tentara dan sepuluh relawan. Di pihak musuh, sekitar 20 tentara dinetralkan," kata sumber tersebut.
Sumber keamanan lain mengatakan beberapa anggota keamanan tewas, sedangkan pejabat setempat membenarkan serangan tersebut tetapi tidak memberikan jumlah korban.
Unit di Zorkoum diberi tugas untuk memberikan keamanan bagi pekerja yang memperbaiki pasokan air untuk Kaya, sekitar 10 kilometer dari sana, yang sering diserang, kata sumber lokal.
Pemimpin junta Kapten Ibrahim Traore tiba di Kaya pada Rabu pagi untuk kunjungan selama 48 jam.
Beberapa jam kemudian, dia pergi ke lokasi serangan untuk "menghormati keberanian pasukan yang berhasil menahan serangan dan menyebabkan korban besar," kata pejabat keamanan senior.
Juru bicara pemerintah tidak merespons permintaan komentar mengenai serangan pada hari Rabu.
Baca Juga: Burkina Faso Resmi Minta Prancis Tarik Pasukan, Pilih Bermitra dengan Rusia Perangi Kelompok Ekstrem
Burkina Faso sedang berjuang melawan pemberontakan teroris yang berasal dari Mali sejak 2015.
Para pemberontak di utara dan timur negara meranjau jalan, mengepung kota-kota, merusak fasilitas air dan mengganggu upaya untuk menyediakan makanan dan persediaan kepada warga sipil yang terjebak.
Lebih dari 10.000 warga sipil, tentara, dan polisi tewas, menurut perkiraan sebuah LSM, dan setidaknya dua juta orang mengungsi.
Ketidakpuasan di kalangan militer terhadap kegagalan untuk mengatasi serangan ini menyebabkan dua kudeta pada tahun lalu.
Dengan berjanji untuk merebut kembali wilayah yang hilang setelah ia berkuasa pada September, Traore memasang banyak strateginya pada VDP. Anggotanya adalah relawan sipil yang diberikan pelatihan militer selama dua minggu dan kemudian bekerja sama dengan tentara, biasanya melakukan tugas pengawasan, pengumpulan informasi, atau pengawalan.
Namun, pasukan ini mengalami banyak korban sejak dibuat pada Desember 2019, menjadi sasaran bom pinggir jalan, perangkap dan serangan cepat oleh para jihadis yang berkendara di sepeda motor.
Lima anggota VDP termasuk 11 warga sipil tewas dalam serangan pada hari Minggu dan Senin di timur dan tenggara negara tersebut.
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.