PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pengawal pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dilaporkan terancam dieksekusi mati.
Hal itu terjadi karena sang diktator dibiarkan keluar ruangan dengan adanya noda di jaket yang dipakai diktator negara tertutup itu.
Gambar Kim Jong-un sedang menginspeksi peluncuran rudal uji coba pada pekan lalu tersebar di berbagai media.
Namun, pada foto itu terlihat di lengan jaket Kim Jong-un ada noda kapur putih misterius.
Baca Juga: Ingin Namai Bayinya Seperti Dewa Alam Baka Hades, Orang Tua Ini Sampai Bertarung di Pengadilan
Hal itu menimbulkan adanya ketakutan bahwa Kim Jong-un akan melepaskan kemarahan terhadap pengawalnya yang membuatnya dipermalukan di depan publik.
Pengamat Korea Utara, Michael Madden mengatakan, mereka yang bertanggung jawab atas malfungsi pakaian Kim Jong-un bisa dihukum kerja paksa atau dieksekusi mati.
“Reaksi pertama saya adalah, Ya Tuhan,” katanya di laman Pengawas Kepemimpinan Korea Utara dikutip dari New Zealand Herald.
“Personil yang membuat pemimpin utama kesal biasanya dihukum dengan demosi, penugasan yang sulit atau pendudukan tenaga kerja,” tambahnya.
Menurutnya, biasanya sangat kecil kemungkinan akan ada yang ditembak karena hal ini, kecuali sang pemimpin merasa sangat terhina.
“Tetapi jika ia sangat marah mengenai hal ini, maka akan ada beberapa orang dikirim ke situs konstruksi atau pertanian selama satu hingga dua bulan untuk memikirkan pelanggaran kecil ini,” katanya.
“Juga bukan hal yang aneh jika ada yang dikirim untuk dieksekusi mati,” imbuhnya.
Baca Juga: Inggris Akui akan Kirim Amunisi Mengandung Uranium ke Ukraina, Bantah itu Senjata Nuklir
Ia mengatakan, sebelumnya ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il pernah mengirim pengawal dan staf pribadinya ke penjara, dan satu kasus dikirim ke regu tembak karena pelanggaran yang sangat kecil.
“Satu cerita yang sulit dikonfirmasi adalah mengenai salah seroang staf pribadinya yang duduk di mejanya, dan mengisap salah satu rokoknya. Kim Jong-il mengetahui hal tersebut dan menembak orang tersebut,” ujar Madden.
Namun, pelaku juga berpotensi lolos dari hukuman berat jika mereka menulis surat permintaan maaf kepada pemimpin tertinggi.
Awal bulan ini, dilaporkan seorang intelijen menghadapi regu tembak setelah tertanggak menggunakan hak istimewa penggunaan internet untuk menelusuri pencarian Google Kim Jong-un.
Sumber : New Zealand Herald
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.