SEMARANG,KOMPAS.TV - Pasar Dugderan menandai datangnya bulan Ramadan, tradisi ini dilaksanakan selama dua minggu mulai dari tanggal 10-21 Maret 2023. Di Kota Semarang, tradisi tahunan ini sudah vakum selama 3 tahun semenjak pandemi, namun di tahun ini diadakan kembali.
Pasar Dugderan merupakan pasar rakyat yang berisikan aneka wahana permainan, penjualan kuliner UMKM, pakaian, hingga aneka mainan tradisional, seperti Warak, kapal-kapalan, celengan gerabah, mainan alat masak dari gerabah, hingga topeng Reog. Selama awal dibukanya Pasar Dugderan ini, pedagang mengaku penjualan mainan tradisional meningkat pesat. Salah satunya pedagang Warak, yang menawarkan daganganya mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 30.000 rupiah.
“Kan kalau Dugderan, yang ciri khas kan Warak Ngendog itu, alhamdulilah laku tadi laku 4 dalam waktu Sabtu, Senin, Selasa dan Rabu,” ucap sarofah, penjual miniatur Warak.
Selain Warak ada pula mainan tradisional lainnya yang terbuat dari kaleng bekas, yakni kapal-kapalan, yang dijual mulai dari Rp 15.000-25.000 disesuaikan ukuran kapalnya. Dalam sehari, sang penjual mengaku bisa menjual mainan kapal-kapalan hingga 150 buah.
“Yang beli banyak, dalam sehari dapet Rp 1.500.000, sehari bisa 100 lebih yang terjual,” ujar Prayoga, penjual kapal-kapalan.
Ada pula aneka mainan gerabah dengan berbagai bentuk dan warna. Seperti, uleg, layah, cangkir, sendok, pot bunga, poci, celengan berbentuk tokoh wayang, hingga berbentuk macan. Beragam jenis bentuk gerabah ini dicat dengan aneka warna yang menarik hati. Harganya puncukup bervariasi, mulai dari harga Rp 3.000 rupiah hingga Rp 70.000 untuk mainan dengan ukuran besar. Aneka mainan tradisional yang dijual di pasar dugderan ini, tak hanya membuat pengunjung bernostalgia, namun juga bisa memperkenalkan beragam mainan tradisional kepada anak-anak.
#dugderan #ramadan #warakngendog
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.