MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh NATO memperluas ekspansi hingga ke Benua Asia dan berisiko memicu konfrontasi jangka panjang. Pernyataan Lavrov tersebut diutarakan seiring pembelian kapal selam serbu bertenaga-nuklir Australia dari Amerika Serikat (AS).
Pembelian itu dilakukan dalam rangka kemitraan AUKUS, kerja sama strategis antara Australia, AS, dan Inggris Raya. Rusia dan China memandang AUKUS sebagai NATO versi Asia-Pasifik.
Baca Juga: Australia Beli Kapal Selam Nuklir, China Murka: AUKUS Menempuh Jalan Salah dan Berbahaya
Menurut Lavrov, AS dan sekutunya telah mendirikan blok dan menerjunkan infranstruktur militer ke Asia. Hal tersebut menurutnya meningkatkan risiko konfrontasi di kawasan.
"Dunia Anglo-Saxon mengambil langkah serius untuk terlibat dalam sebuah konfrontasi hingga bertahun-tahun kemudian dengan mendirikan blok-blok seperti AUKUS dan mempromosikan infrastruktur militer NATO di Asia," kata Lavrov dikutip TASS, Selasa (14/3/2023).
"Mengenai itu, saya tidak bisa membayangkan peradaban Asia yang agung akan beruluk hormat begitu saja, seperti yang dilakukan Uni Eropa, dan menjalankan rencana Washington serta sekutu-sekutu Anglo-Saxon-nya," lanjutnya.
Lavrov mengaku pihaknya tidak akan berupaya mencampuri urusan Barat di Asia. Namun, ia menegaskan, suara penentangan dari Rusia dan Asia mesti didengar.
Sebelumnya, Australia mengumumkan pembelian tiga hingga lima kapal selam serbu bertenaga-nuklir kelas Virginia dari AS. Canberra merujuk perkembangan militer di kawasan Indo-Pasifik sebagai alasan pembelian kapal selam nuklir.
Baca Juga: Menhan Australia: Kami Butuh Kapal Selam Nuklir untuk Hadapi Militerisasi Kawasan
Sumber : Kompas TV/TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.