BEIJING, KOMPAS.TV - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengecam kesepakatan pembelian kapal selam bertenaga-nuklir Australia dari Amerika Serikat (AS). Kesepakatan pembelian itu disebutnya sekadar menjerumuskan kemitraan AUKUS sebatas memenuhi kepentingan geopolitis sendiri.
Melalui kemitraan AUKUS, Australia dilaporkan hendak membeli tiga hingga lima unit kapal selam serbu bertenaga-nuklir kelas Virginia. Namun, Presiden AS Joe Biden berjanji kapal-kapal itu tidak akan dilengkapi senjata nuklir apa pun.
Baca Juga: Menhan Australia: Kami Butuh Kapal Selam Nuklir untuk Hadapi Militerisasi Kawasan
Menurut Wang, kebijakan AUKUS terkini menunjukkan "mentalitas Perang Dingin." Ia menuduh persekutuan Australia, Inggris Raya, dan AS tersebut sekadar memicu perlombaan senjata, merusak stabilitas dan perdamaian kawasan, serta mencederai rezim non-proliferasi nuklir internasional.
"Pernyataan bersama terkini yang diterbitkan AS, Inggris Raya, dan Australia menunjukkan bahwa ketiga negara itu melangkah semakin jauh ke jalur salah dan berbahaya demi kepentingan geopolitis sendiri, mengabaikan sepenuhnya kekhawatiran komunitas internasional," kata Wang dikutip Associated Press, Selasa (14/3/2023).
"Tiga negara itu mengklaim bahwa mereka akan mematuhi standar non-proliferasi nuklir tertinggi, yang mana sepenuhnya bohong," lanjutnya.
Sebelumnya, Australia mengaku membeli kapal selam nuklir dari AS untuk merespons perkembangan militer di kawasan. Meskipun tak secara spesifik menyebut China, Canberra dinilai khawatir dengan perkembangan militer Beijing di kawasan Indo-Pasifik.
Indonesia sendiri telah menyatakan sikap mengenai pembelian kapal selam nuklir Australia. Kementerian Luar Negeri RI meminta Australia tetap mematuhi kewajiban sesuai rezim non-proliferasi senjata nuklir dan menyepakati mekanisme verifikasi Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Baca Juga: China Kritik Kapal Selam Nuklir AUKUS: Pelucutan Senjata Nuklir Jangan Standar Ganda
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.