MAGELANG, KOMPAS.TV - Seluas 1661,8 hektare lahan pertanian dan perkebunan rusak akibat sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Merapi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanbun) Kabupaten Magelang, Romza Ernawan mengatakan, sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Merapi berdampak kepada komoditas pertanian dan perkebunan.
Catatan Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Magelang, jenis komoditasnya berupa cabai, kobis, tomat, sawi hijau dan kopi.
Lahan pertanian dan perkebunan milik warga yang terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Merapi sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Sawangan sebanyak 1185,8 hektare dan Kecamatan Dukun 476 hektare.
Baca Juga: Detik-detik Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran
"Hasil rekapitulasi komoditas pertanian yang terdampak abu vulkanik Merapi ada 1661,8 hektare," ujar Romza saat dihubungi, Selasa (14/3/2023), dikutip dari Kompas.com.
Romza menambahkan, Distanbun telah mengidentifikasi lahan terdampak sebaran abu vulkanik.
Wilayah terdampak dengan kategori ringan yakni seluas 370,5 hektar, sedang 1053 hektar dan berat 258,3 hektar.
Kemudian agar kerusakan tidak meluas Distanbun melakukan Gerakan Bersama Pembina Kelompok Kegiatan (Poktan) terdampak dengan membersihkan tanaman dengan cara menyemprot dan menggoyangkan tanaman.
Untuk mendukung pembersihan, Distanbun Magelang menyediakan sarana pertanian berupa hand sprayer sebanyak 40 unit (manual dan elektrik).
Hal ini untuk membantu poktan maupun petani terdampak erupsi melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) wilayah setempat.
Baca Juga: Pembersihan Candi, Pasca Erupsi Gunung Merapi
"Curah hujan yang turun di beberapa wilayah terdampak setelah erupsi itu memberikan dampak positif karena dapat membersihkan abu yang menempel pada tanaman secara alami," ujar Romza.
Adapun Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran (APG) Sabtu (11/3/2023) sekitar pukul 12.13 WIB.
Peningkatan aktivitas vulkanik ini menyebabkan hujan abu tebal di wilayah sekitarnya, terutama di Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan Kabupaten Boyolali.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.