CANBERRA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan kapal selam nuklir untuk menghadapi militerisasi di kawasan Indo-Pasifik. Hal tersebut disampaikan Marles menanggapi pembelian kapal selam serbu bertenaga-nuklir Australia dari Amerika Serikat (AS).
Melalui skema kemitraan AUKUS, Australia sepakat membeli tiga unit, berpotensi berkembang menjadi lima unit, kapal selam nuklir kelas Virginia. Kapal selam canggih ini akan dirakit di Inggris Raya dan Australia dengan bantuan AS.
Canberra menyebut kesepakatan kapal selam dengan AS menghabiskan biaya hingga 245 miliar dolar AS dan akan menciptakan 20.000 lapangan kerja dalam kurun tiga dekade mendatang.
Baca Juga: Usai Insiden Laser Kapal China, Filipina Pertimbangkan Patroli Gabungan dengan AS-Australia di LCS
Sebelum meresemikan pembelian, Marles mengaku pihaknya membuat upaya diplomatis dengam menghubungi 60 pemimpin pemerintahan, termasuk China. Namun, ia tidak menjabarkan hasil pembicaraan antara Australia dengan China.
Pembelian kapal selam nuklir Australia dilakukan di tengah pengembangan militer China di kawasan. Tanpa menyebut China secara spesifik, Marles mengaku pihaknya harus merespons perkembangan militer di Pasifik.
"Kegagalan dalam bertindak akan membuat kami dikutuk sejarah," kata Marles dikutip Associated Press, Selasa (14/3/2023).
Marles menambahkan, Australia berniat meningkatkan kapabilitas militer dan menambah anggaran belanja pertahanan pada masa mendatang. Ia pun berjanji pihaknya akan transparan mengenai perkembangan militer.
"Kekhawatiran kami terhadap pengembangan militer lain adalah itu terjadi dalam kondisi yang kabur, membuat tetangga khawatir mengapa itu terjadi," kata Marles.
"Itulah mengapa kami bertindak untuk memperjelas mengapa kami mengambil langkah-langkah seperti demikian," lanjutnya.
Sebelumnya, China memperingatkan bahwa pembelian kapal selam nuklir Australia berpotensi memperluas proliferasi nuklir dan memicu perlombaan senjata.
"Kami mendesak AS, Inggris Raya, dan Australia meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan zero-sum game, memenuhi kewajiban internasional mereka dan berkontribusi lebih banyak untuk stabilitas dan perdamaian kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.
Di lain sisi, Presiden AS Joe Biden menyebut kapal selam yang dijual ke Australia tidak akan memuat senjata nuklir. Sedangkan PM Australia Anthony Albanese menyebut kesepakatan ini tidak akan merusak hubungan Canberra dengan Beijing.
Baca Juga: Tak Terima Pengebom Nuklir Masuk Korea, Adik Kim Jong-un Ancam Beri Tindakan Besar Lawan AS-Korsel
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.