JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, menjawab soal adanya narasi yang menyebut suara di wilayahnya jadi kunci di Pilpres 2024.
Emil menyebut, ia masih belum tahu kenapa hal itu terjadi.
Tapi, ia berasumsi hal tersebut terkait dengan penduduk wilayahnya yang juga banyak suara, terutama sebagai wilayah swing state atau daerah yang suaranya tidak bulat kepada satu parpol atau tokoh tertentu saja.
Hal itu diungkap Emil Dardak dalam Konferensi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik II: Demokrasi anak muda dan pemilu 2024 yang digelar oleh Center For Strategic And International Studies (CSIS), Selasa (14/3/2023).
"Jawa Timur selalu dikatakan, ini nanti kalau pemilihan presiden terutama, biasanya dikatakan yang menang Jatim pertandingan katanya (menang pilpres) saya nggak tahu asumsinya," katanya, Selasa, diikuti KOMPAS.TV secara daring.
"Mungkin itu asumsinya kenapa, saya tidak tahu. Karena ada yang asumsinya Jawa Barat dikuasai si A, Jawa Tengah dikuasi si B, Maka tinggal di Jatim," jelasnya ketua DPD Demokrat Jatim tersebut.
Baca Juga: Ketua Demokrat Probolinggo Ditahan Polisi karena Cabuli Karyawan di Mobil, Dicopot Emil Dardak
Ia juga menyebut, sebagai daerah yang swing state dan tidak tunggal dalam suara, Jatim punya 15 persen elektoral di Indonesia.
"Jatim masih swing state. Jatim da 41 juta penduduk, sekitar 15 persen elektoral di Indonesia," jelasnya.
Lantas, ia pun menyebut potensi suara anak muda juga mulai besar di Jatim.
Meskipun begitu, kata dia, untuk anak muda di Jatim ternyata tidak ada patron atau tokoh yang tunggal di Jatim.
"Ada survei di Jatim itu, anak muda itu tidak ikut patron. Ketika ditanya, mau pilih siapa? mereka jawabnya, akan pilih menurut saya sendiri. Jadi tidak ada patron," kata suami Arumi Bachsin itu.
Baca Juga: Prabowo Dinilai Condong Khofifah Bukan Cak Imin Jadi Cawapres, Faktor NU dan Jatim Alasannya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.