HAMBURG, KOMPAS.TV - Seorang penembak di Jerman menewaskan enam orang sebelum memutuskan untuk bunuh diri di gedung ibadah Saksi Yehuwa di Kota Hamburg, menurut polisi dan jaksa seperti laporan Al Jazeera, Sabtu (11/3/2023)
Pelaku adalah pria berusia 35 tahun, warga negara Jerman dan mantan anggota Saksi Yehuwa.
"Dia menggunakan pistol semi-otomatis yang dimilikinya secara sah sejak Desember 2022 dalam penembakan tersebut," kata jaksa negara Hamburg pada konferensi pers bersama polisi pada hari Jumat waktu Hamburg.
Seorang perempuan yang sedang hamil tujuh bulan termasuk di antara orang yang terluka dalam penembakan Kamis (9/3) malam. Bayinya tidak selamat.
Serangan ini mengguncangkan kota terbesar kedua Jerman itu. Motif belum diidentifikasi.
Andy Grote, menteri dalam negeri regional, mengatakan pelaku kabur ke lantai pertama gedung setelah polisi tiba dan bunuh diri.
Ia menambahkan bahwa pengiriman cepat polisi kemungkinan untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, mantan walikota Hamburg, mengatakan dia "tak bisa berkata-kata" oleh "tindakan kekerasan yang brutal".
"Kami khawatir korban lain mungkin akan meninggal karena luka parah mereka," Scholz.
Otoritas mengidentifikasi pelaku sebagai Philipp F. berusia 35 tahun.
"Dia meninggalkan komunitas keagamaan sekitar 18 bulan yang lalu tapi tampaknya tidak dalam kondisi yang baik", kata Thomas Radszuweit, kepala keamanan negara Hamburg.
Baca Juga: Video Amatir Penembakan di Gereja Saat Sedang Beribadah di Hamburg Jerman, 7 Orang Tewas
"Tidak ada indikasi latar belakang teroris untuk serangan itu," kata juru bicara Kantor Jaksa Umum Hamburg.
Menurut pengakuan dari polisi dan jaksa di Hamburg, pria tersebut adalah pemilik lisensi senjata semi-otomatis Heckler & Koch P30.
Dia adalah seorang penembak amatir, bagian dari tradisi berburu dan olahraga menembak kuat di Jerman.
Menurut data pemerintah, ada lebih dari 940.000 pemilik senjata pribadi terdaftar di Jerman, yang memiliki populasi 84 juta orang.
Meskipun dia tidak memiliki catatan kriminal, otoritas menerima informasi anonim dengan tuduhan perilaku mengganggu pada bulan Januari.
"Seseorang anonim mengungkapkan pendapat dalam surat tersebut bahwa Philipp F. mungkin menderita penyakit mental, tanpa, seperti yang ditulis orang tersebut, hal ini didiagnosis secara medis karena Philipp F. tidak akan mencari pengobatan medis," kata Ralf Meyer, kepala polisi Hamburg, dalam konferensi pers tersebut.
Informasi anonim tersebut memicu dua petugas polisi untuk melakukan pemeriksaan mendadak di rumahnya pada tanggal 7 Februari. Pria tersebut kooperatif dan tidak memberikan indikasi masalah kesehatan mental.
Penyelidikan masih berlangsung Investigator bekerja sepanjang malam untuk mengamankan bukti.
Pada Jumat pagi, investigator forensik dalam baju pelindung berwarna putih masih terlihat di luar gedung sambil salju turun. Petugas menempatkan tanda kerucut kuning di tanah dan ambang jendela untuk menandai bukti.
William Peacock dari Al Jazeera, melaporkan dari Hamburg, mengatakan mayat-mayat sedang diangkat pada hari Jumat.
"Masyarakat akan bertanya, Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah hal ini terjadi lagi?'" katanya.
Baca Juga: 6 Orang Tewas dalam Penembakan Massal di AS, Salah Satunya Mantan Istri Pelaku
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.