KOMPAS.TV - UIN Sunan Kalijaga menggandeng FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation) untuk meningkatkan akreditasi Program Studi (Prodi) di PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) khususya Prodi yang ada UIN Sunan Kalijaga.
"Sesuai dengan amanah dan harapan Bapak Menteri Agama RI, agar PTKI masuk dalam World Class University, kami ingin berpartisipasi dan mengambil inisiasi agar PTKIN lain juga terdorong untuk siap masuk dalam skema akreditasi internasional".
Demikian disampaikan Iswandi Syahputra Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Sunan Kalijaga di Bonn Jerman usai bertandang ke kantor FIBAA (1/3).
Sebagai tindak lanjut dari inisasi tersebut, UIN Sunan Kalijaga akan menggelar Workshop penyusunan OBE (Outcame Based Education) dengan melibatan FIBAA dan sejumlah PTKIN lain yang berminat.
"Sebagai PTKIN tertua, tentu saja UIN Sunan Kalijaga ingin tetap tumbuh bersama dengan PTKIN lainnya agar mampu berdaya saing lebih tinggi di dunia global terutama dalam bidang kemahasiswaan seperti student mobility dan memperkuat akses internasionalisasi mahasiswa", ujar Abdur Rozaki, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga.
Sebelumnya, ada 18 Prodi UIN Sunan Kalijaga yang divisitasi oleh lembaga akreditasi internasional yang bermarkas di Bonn, Jerman tersebut.
"Untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan (continuous improvement) saat ini ada 18 Prodi di UIN Sunan Kalijaga yang masih dilakukan evaluasi oleh FIBAA. Ada beberapa catatan dari FIBAA terhadap klaster pada saat asesmen kemarin yang masih perlu kami diskusikan langsung," ujar Muhammad Fakhri Husein, Ketua LPM UIN Sunan Kalijaga.
Menurut Fakhri, kunjungan ke FIBAA ini secara khusus memang merupakan tindak lanjut dari Asesmen Lapangan sebelumnya.
"Memang ada beberapa catatan saat Asesmen kemarin yang perlu kami tindak lanjuti, misalnya terkait dengan jumlah akumulasi SKS. Kami langsung gelar workshop untuk melakukan revisi sesuai catatan FIBAA. Hasil itulah yang kami bawa dan diskusikan ke FIBAA," jelasnya.
Namun demikian, kunjungan ke FIBAA juga dimaksudkan untuk menjajaki berbagai kemungkinan kerjasama untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
"Kami menilai salah satu hal tersulit untuk mendapat akreditasi internasional adalah penyusunan OBE dan borang akreditasi. Kita perlu workshop khusus dengan menghadirkan ahli dari FIBAA ke Indonesia. Insya Allah kita akan undang PTKIN dan PTN, PTS yang berminat akselerasi akreditasi internasional untuk mengikuti workshop tersebut," paparnya.
Sementara itu, Managing Director FIBAA Diene Freinerger, menyambut baik inisiasi akselerasi akreditasi internasional UIN Sunan Kalijaga tersebut.
"Kami memiliki banyak ahli profesional dalam penyusunan OBE. Kami akan berkunjung ke Indonesia dan siap bekerjasama dalam penyelenggaraan workshop", jelasnya.
Sedangkan International Procedures FIBAA, Viktoria Dermanowski, merasa senang mendapat kunjungan dari UIN Sunan Kalijaga. Menurutnya kunjungan ini merupakan keseriusan UIN Sunan Kalijaga dalam meningkatkan mutu secara berkelanjutan.
"Ya, kami sangat senang UIN Sunan Kalijaga sangat cepat dan disiplin dalam merespon catatan FIBAA dalam site visit kemarin. Beberapa revisi yang diberikan akan kami nilai kembali," ujarnya.
Kunjungan UIN Sunan Kalijaga ke FIBAA di Bonn, Jerman diikuti oleh Iswandi Syahputra (Wakil Rektor I), Abdur Rozaki (Wakil Rektor III), Muhammad Fakhri Husein (Ketua LPM) dan Nuristighfari Masri Khaerani (Sekretaris LPM). Tim UIN Sunan Kalijaga diterima langsung Managing Director FIBAA Diene Freinerger, Deputy Managing Director Martin Rockenfeller, International Procedures Viktoria Dermanowski, Project Manager Adriane Janosch, dan Friderike Uphoff.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.