JAKARTA, KOMPAS.TV – Kebakaran Depo Plumpang, Jakarta Utara PT Pertamina (Persero) bukan kali pertama terjadi. Pihak Pertamina pun dinilai abai dalam hal sistem keamanan.
Pengamat Ekonomi Energi Fahmi Radhi melihat bahwa peristiwa kebakaran di Depo Plumpang itu membuktikan Pertamina abai dalam hal sistem keamanan. Padahal Depo Plumpang Pertamina ini sangat strategis lantaran mensuplai bahan bakar minyak (BBM) ke sekitar 25 persen kebutuhan di Indonesia ini.
“Kebakaran yang kedua kalinya ini semakin membuktikan bahwa pertamina memang abai terhadap suatu sistem, tidak menggunakan standar-standar internasonal sehingga dengan mudah terbakar,” ujarnya kepada Kompas TV, dikutip Sabtu (4/2/3/2023).
Fahmi pun menilai ini merupakan kebakaran besar dengan belasan korban jiwa sehingga Pertamina harus bertanggung jawab penuh.
“Perlu diterapkan suatu sistem keamanan yang menggunakan standart internasional yang itu standarnya zero accident,” tuturnya.
Baca Juga: Sumber Api Kebakaran Depo Pertamina BBM Plumpang Dilaporkan Sudah Padam, Kini Proses Pendinginan
Lebih lanjut, ia menjelaskan semestinya di negara untuk aset yang strategis termasuk yang mengolah minyak atau menyalurkan BBM itu pasti mempunyai internal pemadam kebakaran. Dengan demikian, sebelum kebakaran meluas, pemadam kebakaran internal sudah bisa mematikan lebih dulu.
“Tapi kalau saya melihat Pertamina sepertinya tidak punya internal Damkar sehingga begitu kena angin kemudin meluas dalam jumlah yang besar,” ungkapnya.
Fahmi pun menekankan bahwa Pertamina yang berkewajiban mengganti rugi secara keseluruhan, baik biaya kesehatan atau penggantian rumah yang sudah terbakar.
“Serta memberikan santunan kepada yang meninggal ini sepenuhnya tanggung jawab dari Pertamina bukan dari Pemerintah Daerah,” imbuhnya.
Pada Januari tahun 2009, Depo Plumpang yang lokasinya berada di pinggir jalan tol Pelabuhan Tanjung Priok tersebut sudah pernah terbakar. Satu orang petugas ditemukan tewas terpanggag dalam peristiwa tersebut.
Baca Juga: Manfaatkan Situasi Genting Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Pria Ini Tepergok Warga Mencuri
Kala itu, Jusuf Kalla yang menjabat sebagai Wakil Presiden sejatinya sudah mengingatkan, peristiwa terbakarnya kilang di Depo Pertamina Plumpang, medio 2009 itu menjadi peringatan bagi Pertamina untuk selalu menjaga standar keamanan dan keselamatan, serta melakukan pengelolaan kilang secara profesional.
"Ini suatu peringatan buat kita semua. Ini sudah menjadi bencana seperti yang terjadi di Cilacap Jawa Tengah, yakni terbakarnya sejumlah kilang yang memerlukan waktu empat hari untuk memadamkannya," ujarnya usai melakukan peninjauan mendadak ke Depo Plumpang, Senin siang (19/1/2009).
Seharusnya dijauhkan dari pemukiman
Menurut JK, melihat kenyataan lokasi antara kilang dan kawasan permukiman yang amat dekat, sudah saatnya kilang-kilang milik Pertamina dijauhkan dari permukiman.
"Saatnya sekarang bagi Pertamina untuk segera melakukan pembebasan lahan di sekitar kawasan depo di seluruh Indonesia agar kawasan depo dengan kawasan permukiman benar-benar aman," ujar Jusuf Kalla saat itu.
Dalam peninjauan kala itu itu, Jusuf Kalla didampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menneg BUMN Sofyan Djalil, Gubernur DKI Fauzie Bowo, dan Direktur Utama Pertamina Ari Sumarno.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.