JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menilai kasus penganiayaan David Ozora hingga koma yang dilakukan Mario Dandy Satriyo merupakan situasi ekstrem dari tindak perundungan atau bullying.
Menurut dia, maraknya perundungan adalah salah satu akar masalah dari kasus-kasus kekerasan sesama anak muda yang muncul belakangan ini.
"Bahwa apa yang terjadi pada kasus Mario Dandy ini adalah satu situasi ekstrem dari situasi bully yang terjadi antarsesama anak muda, baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah," kata Adrianus dalam tayangan Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Jumat (3/3/2023).
Adrianus menambahkan, perundungan seperti saling melontarkan kata ledekan, pelecehan, bahkan kekerasan seksual, bisa membuat anak menjadi depresi.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Naikan Status AG Kekasih Mario Dandy Jadi Pelaku
Pada pelaku, lanjutnya, akan mulai menikmati dan merasakan kesenangan dalam melakukan hal tersebut berkali-kali.
"Saya menduga-duga, jangan-jangan Mario Dandy juga pernah mengalami situasi itu, asik melakukan bullying, tidak ada yang memberi punishment (hukuman) lalu dia naik kelas melakukan suatu tindakan bully ekstrem yakni kekerasan," papar Adrianus.
Dia mengatakan setidaknya ada empat variabel yang berperan penting dalam pembentukan karakter anak yang suka melakukan perundungan, seperti Mario Dandy.
Yang pertama, kata dia, adalah gaya pengasuhan.
"Gaya parenting dari orang tua yang kelihatannya juga ada yang kondusif pada pelaku kekerasan dan ada yang tidak."
"Nah, kelihatannya Mario ini parenting style-nya justru kondusif yaitu mendorong," jelasnya.
Yang kedua, faktor penggunaan media massa.
Menurut Adrianus, gim-gim yang sering diakses anak-anak muda bisa saja memberikan nilai-nilai kekerasan tanpa disadari.
Baca Juga: Terungkap! Penjual Mobil Rubicon Mario Dandy Ternyata Office Boy
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.