SEMARANG, KOMPAS.TV - Adanya potensi cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Jawa Tengah dalam beberapa hari ke depan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menerapkan modifikasi cuaca.
Modifikasi cuaca dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengantisipasi curah hujan tinggi, yang sifatnya hanya untuk mengurangi risiko bencana, utamanya bencana banjir dan bencana hidrometeorologi.
TMC bertujuan untuk memindahkan atau mengalihkan hujan yang akan turun di wilayah ke tempat yang tidak memiliki risiko bencana. Dalam operasi TMC di wilayah Jawa Tengah telah berjalan beberapa hari, tidak terlepas dukungan dari Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB), pemetaan cuaca dari BMKG, teknologi dari BRIN dan penggunaan pesawat melibatkan TNI Angkatan Udara (AU).
“Teknologi ini tujuannya untuk menurunkan hujan di tempat-tempat yang tidak berisiko terjadi bencana. Misal di tengah laut, atau seandainya sudah sampai daratan, itu dipecah-pecah turunnya. Agar kumpulan awan itu tidak langsung jatuh di satu titik yang akhirnya berdampak besar,”ujar Bergas Catursasi, Kepala BPBD Jawa Tengah.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengusulkan teknologi modifikasi cuaca ke BNPB, dan telah disetujui, menyusul bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatat terdapat 58 kejadian banjir yang berdampak pada 28 kota dan kabupaten, sepanjang periode bulan Januari hingga 26 Februari 2023.
#tmc #banjir #curahhujantinggi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.