KOMPAS.TV – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi hujan sedang hingga lebat atau cuaca ekstrem masih akan terjadi pada 4 Maret 2023.
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, melihat dinamika atmosfer yang saat ini berkembang, diprediksi pada periode Desember, Januari, dan Februari ini masih musim hujan.
“Kalau kita melihat, ini nanti Maret masih bisa terjadi periode cuaca ekstrem. Artinya Desember, Januari, Februari itu adalah masa di mana musim hujan itu betul-betul terjadi. Kemudian, Maret, April, Mei, biasanya kita kenal musim masa pancaroba,” ujarnya dalam programa Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (28/2/2023).
Selanjutnya, pada bulan Maret atau Februari menjelang Maret ini, terlihat adanya aktivitas Gelombang Rossby Ekuatorial, Gelombang Kelvin Ekuator, dan adanya Monsun Asia yang masih cukup signifikan masuk ke wilayah Indonesia juga melintasi across ekuatorial dari utara menuju Selatan juga.
Baca Juga: Waspada Gigitan Ular Seiring Musim Hujan Datang, Ini Cara Mitigasinya
“Kemudian, ditambah ada beberapa tekanan rendah di Australia,” sebut Guswanto. Hal tersebut yang masih akan menyebabkan cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia periode 28 Februari – 1 Maret dan perlu diwaspadai, seperti wilayah di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara, beberapa wilayah lainnya yang potensi hujan sedang hingga lebat itu bisa terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bulukumba, Lampung, Banten. Kemudian, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Monsun Asia disebutkan juga yang menyebabkan hujan pada malam hari sampai pagi hari dan ini berpotensi terjadi hingga tanggal 28 Februari atau hingga hari ini.
“Intensitas khusus untuk Jabodetabek itu sudah mengalami penurunan kalau kita lihat. Tanggal 28 ini udah hanya waspada saja yang kita lihat,” kata Guswanto.
Adapun ambang batas nilai yang digunakan untuk menentukan intensitas hujan lebat 50-100 mili meter (mm) per hari, hujan sangat lebat 100-150 mm, sedangkan di atas 150 mm masuk hujan ekstrem. Hujan tinggi yang terjadi belakangan ini di Jabodetabek mencapai 105 mm.
“Nah kalau kita melihat hal-hal seperti ini, kemudian belajar dari tahun-tahun yang lalu, hujan di Jabodetabek itu kalau sudah dini hari pagi hari biasanya menuju musim pancaroba atau musim peralihan dari hujan menuju musim kemarau,” tuturnya.
Baca Juga: Hati-Hati! Musim Hujan Datang, Telur Ular pun Menetas
Untuk itu, sebagai langkah mitigasi, masyarakat diimbau untuk selalu memantau akses-akses informasi BMKG, termasuk akaun media sosial resmi BMKG.
“Jadi kita memberikan imbauan kepada masyarakat, misalkan saat ini kita mengimbau kepada masyarakat tetap waspada potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem khususnya daerah-daerah yang rawan bencana,” kata Guswanto.
Adapun daerah rawan bencana yang dimaksud adalah yang terletak di bantaran sungai, yang tinggal di daerah yang berlereng yang mudah longsor, kemudian warga yang tinggal di daerah pesisir.
“Kita juga memberikan informasi secara rutin baik itu di Media center info BMKG kemudian call center 196,” ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.