JAKARTA, KOMPAS.TV – Seorang peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan partai politik tetap menjadi penggerak utama dalam upaya pemenangan pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Meski, para calon memiliki bekal elektoral pribadi,
Oleh sebab itu, Firman Noor, peneliti senior itu, mengungkapkan, menjaga soliditas sejak jauh hari merupakan hal penting bagi parpol, untuk memastikan tidak ada perpecahan internal.
Ia mengacu pada beberapa pemilihan presiden sebelumnya, bahwa perbedaan pilihan calon presiden antara elite dan konstituen parpol tak jarang terjadi. Akibatnya, suara terbelah.
Dalam penentuan calon wakil presiden, kata dia, soliditas perlu dibangun. Dalam konteks Indonesia, peran cawapres signifikan menentukan kemenangan, dan salah menentukan cawapres bisa berakibat fatal.
Baca Juga: Projo: Kami Selalu Komunikasi dengan Presiden Jokowi soal Capres yang akan Didukung di Pilpres 2024
“Jangan sampai mendapatkan tokoh cawapres yang tingkat kontroversinya tinggi, ditengarai punya masalah di tengah perjalanan, atau tidak mewakili satu ceruk politik yang besar. Itu harus betul-betul dipikirkan,” kata Firman, dikutip dari pemberitaan Kompas.id, Minggu (26/2/2023).
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh parpol, lanjut dia, adalah mempercepat pembentukan koalisi lalu menentukan capres yang akan diusung.
Jika hal itu dapat dipercepat, maka kerja-kerja pemenangan pun dapat dilaksanakan lebih cepat.
Meski demikian, parpol menurutnya akan mendapatkan keuntungan elektoral dari popularitas para kandidat.
Itu jadi salah satu hal penting, karena pada 2024, parpol tidak hanya akan menghadapi pilpres, tetapi juga pileg dan pilkada.
Saat ini, koalisi parpol yang terlah terbentuk adalah Koalisi Indonesia Bersatu (Partai Golkar, PAN, dan PPP) serta Koalisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Namun, masing-masing mereka belum menetapkan bakal capresnya.
Di sisi lain, Nasdem, Demokrat, dan PKS yang telah sepakat mendukung Anies, namun proses pembentukan koalisi hingga saat ini belum juga selesai.
Sementara itu, PDI-P sebagai satu-satunya parpol yang bisa mengusung calon tanpa berkoalisi masih menghitung momentum untuk mengumumkan capresnya.
Hal-hal yang penting untuk diperhitungkan dalam memilih kandidat adalah citra figur yang bersih dan memiliki rekam jejak bisa dipercaya, selain itu juga program dan agenda kerja prioritas yang dipromosikan ke publik.
Sejumlah survei menunjukkan, itu merupakan salah satu pertimbangan rakyat memilih calon pemimpinnya.
“Program itu sangat penting, karena rakyat semakin demanding seiring dengan meningkatkan tingkat pendidikan dan pengetahuan mereka,” kata Firman.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.