KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Presiden China, Xi Jinping.
Keinginan Zelenskyy itu muncul setelah China mengeluarkan proposal 12 poin penyelesaian perdamaian untuk perang antara Rusia dan Ukraina.
Zelenskyy bahkan menyebut langkah China atas perang yang diluncurkan Rusia setahun lalu tersebut tidaklah buruk.
China meminta agar perdamaian antara Rusia dan Ukraina terjadi, dan menginginkan gencatan senjata yang komprehensif.
Baca Juga: Zelenskyy Percaya Diri di Setahun Invasi Rusia ke Ukraina: Kami Pasti Menang
Rencana proposal 12 poin itu meminta PBB untuk memimpin pembicaraan dan gencatan senjata.
Selain itu, China juga memperingatkan senjata nuklir agar tak digunakan dan menentang sanksi Barat terhadap Rusia.
“China telah menunjukkan pemikirannya. Saya percaya bahwa fakta China mulai berbicara mengenai Ukraina tidaklah buruk,” kata Zelenskyy pada konferensi pers setahun invasi Rusia ke Ukraina, Jumat (24/2/2023) dikutip dari ABC News.
“Tetapi pertanyaannya adalah apa yang mengikuti kata-kata itu. Pertanyaannya ada di langkah-langkahnya, dan kemana mereka akan menuju,” lanjutnya.
Zelenskyy mengatakan pertemuan dengan Xi akan sangat penting untuk perdamaian dunia.
Tetapi, ia tak mengatakan kapan pertemuan itu akan dilaksanakan.
Baca Juga: Hari Ini Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, PM Inggris Minta Sekutu Gerak Cepat Persenjatai Ukraina
“China secara sejarah menghormati integritas wilayah, dan karenanya harus melakukan segalanya agar Federasi Rusia meninggalkan wilayah kami,” ujarnya.
Menurut Juru Bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, proposal China pada konflik Ukraina merupakan kontribusi penting, menggarisbawahi imbauan Beijing untuk menghindari penggunaan senjata nuklir.
“Saya pikir rencana itu yang diajukan Pemerintah China akan menjadi kontribusi penting,” katanya.
“Saya pikir imbauan pentingnya menghindari penggunaan senjata nuklir sangat penting. Kami memiliki tanggung jawab kolektif untuk melakukan yang kami bisa demi mencapai perdamaian,” tambahnya.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.