JAKARTA, KOMPAS TV - Konstituen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai yang paling aktif di media sosial (medsos). Hal itu berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada 25 Januari-4 Februari 2023.
Baca Juga: PKS Tak Ambil Pusing soal PDIP Tak Bakal Gabung ke Koalisi Pro Anies: Itu Hak Politik
"PKS jadi partai dengan konstituen yang cukup aktif di dunia maya. Sebanyak 57,1 persen dari responden yang ingin memilih PKS sebagian besar pun cukup intens dalam mengakses media sosial dalam sehari," tulis tim Litbang Kompas Selasa (21/2/2023).
Berdasarkan hasil survei, lebih dari 63 persen dari konstituen partai ini mengaku selalu atau sering menggunakan media sosial tiap harinya.
Pentingnya manajemen citra dan pesan politik di ruang digital makin menguat bagi PKS ketika membandingkan dengan konsumsi media lainnya.
Sekitar 10 persen dari mereka yang ingin memilih partai ini menjadikan berita daring sebagai pilihan utama.
Sehingga, jika dijumlahkan, para pemilih PKS yang lebih memilih mengakses media digital (berita daring dan media sosial) jauh lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang lebih memilih menonton TV (31,4 persen).
Hal serupa dialami beberapa partai, termasuk Demokrat, Gerindra, dan Perindo.
Pada Partai Demokrat, jumlah konstituen yang menjadikan media sosial sebagai pilihan utama (46,3 persen) lebih banyak dibandingkan mereka yang lebih memilih menonton TV (42,6 persen).
Sama halnya dengan PKS, apabila pemilih Demokrat digabungkan dengan mereka yang memilih berita daring (10,5 persen), pengaruh propaganda di dunia maya untuk keuntungan elektoral dari partai ini tentu makin kuat.
Meskipun masih kalah dengan konstituen yang cenderung memilih menonton TV (45,5 persen), jumlah konstituen Partai Gerindra yang lebih memilih media sosial masih cukup tinggi di atas angka 40 persen.
Sama halnya dengan Perindo, yang 42,9 persen dari konstituennya menjadikan media sosial sebagai pilihan utama.
Survei Litbang Kompas dilakukan melalui wawancara tatap muka dan diselenggarakan Litbang Kompas pada 25 Januari-4 Februari 2023.
Sebanyak 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Baca Juga: Anies Beberkan 5 Kriteria Cawapres, PKS: Kami Serahkan ke Beliau
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.