SEOUL, KOMPAS.TV - Adik Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengancam pasukan Amerika Serikat (AS) yang berulang kali mengadakan latihan gabungan dengan militer Korea Selatan.
Kim Yo-jong mengancam akan menjadikan Samudra Pasifik "lapangan tembak" Korea Utara jika Washington dan Seoul terus menggelar latihan militer.
Hal tersebut disampaikan Kim usai Pyongyang menembakkan dua rudal balistik antarbenua jarak pendek pada Senin (20/2/2023).
Tiga hari sebelumnya, Jumat (17/2), Korea Utara juga menembakkan rudal balistik ke arah perairan timur Jepang.
Baca Juga: Korea Utara Bikin Korea Selatan Ketar-Ketir, Kim Jong-Un Disebut Kembali Mulai Peluncuran Rudal
AS sendiri kemudian menggelar latihan gabungan dengan Korea Selatan dan Jepang pada Minggu (19/2).
Kim Yo-jong menyebut, jika Pentagon meningkatkan kehadiran milter di Semenanjung Korea, pihaknya akan bertindak lebih jauh.
"Kami dengan seksama meninjau pengaruh hal tersebut (kehadiran militer AS) terhadap keamanan negara kami," kata Kim dilansir media pemerintah Korea Utara via The Guardian, Senin (20/2).
"Frekuensi penggunaan Pasifik sebagai lapangan tembak kami tergantung pada tindakan pasukan AS," lanjutnya.
Peluncruan rudal balistik secara berturut-turut oleh Pyongyang belakangan ini menggegerkan Seoul.
Partai berkuasa di Korea Selatan menyatakan desakan untuk membuat kebijakan deterens nuklir di negaranya akan menguat jika Pyongyang terus melakukan tindakan provokatif.
Kepala Partai Kekuatan Rakyat Korea Selatan, Chung Jin-suk, menyebut Seoul mesti mempertimbangkan dengan serius program senjata nuklir sendiri.
"Kita harus memperkuat Kill Chain kita, jadi Korea Utara tidak akan bisa berdiri lagi jika mereka menggunakan nuklir di Semenanjung Korea," kata Chung.
Kill Chain merupakan kapabilitas serangan pendahuluan jika Korea Selatan menghadapi ancaman serangan nuklir dari Korea Utara dalam waktu dekat. Serangan pendahuluan ini ditujukan untuk melumpuhkan rezim Kim Jong-un.
Apabila Korea Selatan mengembangkan kapabilitas nuklir, hal tersebut dikhawatirkan memicu eskalasi konflik signifikan di Semenanjung Korea.
Baca Juga: Tentara Korea Selatan Dituduh Bantai Warga Sipil di Perang Vietnam, Dibantah Kementerian Pertahanan
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.