SERANG, KOMPAS.TV - Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengungkapkan, para tersangka pengoplos beras Bulog berencana menyelundupkan beras itu ke Timor Leste.
Hal itu terungkap dari penangkapan Satgas Pangan Polda Banten terhadap tujuh tersangka pengoplos beras Bulog.
"Ada indikasi beras ini akan diselundupkan ke Timor Leste. Dari Bulog beli Rp8.300 langsung dijual Rp11.800. Di pasaran jadinya rata-rata Rp12.000. Apalagi beras Bulog ini kan beras premium," kata Buwas di Mapolda Banten, Serang, Banten, Jumat (10/2/2023).
Ia menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Banten, setelah menemukan adanya beras Bulog yang dijual menjadi beras premium, di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, pada akhir pekan lalu.
Baca Juga: 350 Ton Beras Bulog Oplosan Disita, 7 Pelaku Ditangkap di Banten
"Penangkapan ini tindak lanjut dari kegiatan pengawasan penyaluran beras. Ini seperti saya lakukan di awal, distribusi beras untuk intervensi pasar karena harga beras mahal sampai Rp12.000 per kilogram (kg)," ujar Buwas dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.
Mantan Kabareskrim Polri itu menyampaikan, awalnya Bulog mengimpor 500.000 ton beras dari sejumlah negara, sejak akhir tahun lalu hingga Februari ini. Tujuannya untuk menstabilkan harga beras yang naik karena belum masuk musim panen raya.
Namun setelah beras impor masuk, harga beras tak kunjung turun. Padahal beras Bulog sudah diserap oleh pedagang lewat operasi pasar. Bulog menjual beras impor yang kualitasnya bagus, seharga Rp8.300 per kg.
Harapannya, harga beras di konsumen akan turun dan paling tinggi sebesar Rp9.450 per kg.
"Bulog memang mendatangkan kualitas nomor 1, yaitu beras premium dari beberapa negara. Namun setelah sampai Indonesia kita akan distribusikan dengan harga pemerintah, yaitu Rp8.300," tutur Buwas.
Baca Juga: Bagikan KUR di Aceh, Jokowi: Jangan Dibelikan Mobil Hati-hati Nyicilnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.