AFRIN, KOMPAS.TV - Seorang dokter mengungkapkan curahan hatinya saat merawat korban gempa di Suriah.
Gempa yang berpusat di Kahramanmaras, Turki, Senin (6/2/2023), dengan kekuatan Magnitudo 7,8 dan 7,5 ikut melululantahkan Suriah.
Pasalnya, pusat gempa berdekatan dengan perbatasan di kedua negara.
Dokter Ahmed al-Masri mengungkapkan apa yang dialaminya saat merawat pasien gempa.
Baca Juga: Bayi 2 Bulan Ditemukan Selamat di Reruntuhan Gedung Gempa Turki, Isap Jempol saat Ditarik Keluar
Ia pun terus bekerja lebih dari 30 jam setelah gempa tersebut terjadi, dan mulai kelelahan.
Ia dan seorang dokter lainnya merawat sejumlah besar orang yang cedera dan dibawa ke rumah sakit mereka di Afrin, kota di barat laut Suriah yang dikuasai oposisi.
Di Suriah sendiri ribuan orang dilaporkan tewas karena gempa dahsyat tersebut.
Ketika itu, seorang bocah berusia tujuh tahun bernama Mohammed tiba, ia baru dikeluarkan setelah sempat terkubur di bawah reruntuhan rumahnya yang ambruk.
Penyelamat menemukannya tergeletak di samping jasad ayahnya, yang tewas bersama ibu dan saudara Mohammed.
“Tatapan mata anak itu berefek kepada saya. Saya tak tahu kenapa, tetapi ketika ia melihat saya, saya mulai menangis,” ujar Dr Ahmed dikutip dari BBC.
Dr Ahmed mengatakan ia merasa bocah tersebut mempercayainya, dan ia tahu saat ini berada di tangan yang aman.
“Saya juga merasa ia memiliki begitu banyak kekuatan, seperi bagaimana ia bertahan dari rasa sakit cederanya. Apa yang membuat bocah tujuh tahun begitu kuat dan ulet?” ujarnya.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.