JAKARTA, KOMPAS.TV - Sidang Obstruction of Justice terus bergulir; kini, giliran Baiquni Wibowo yang masuk ke pembacaan nota pembelaan terakhir, alias Duplik.
Pada hari ini (8/2), Penasihat Hukum Baiquni Wibowo, Marcella Santoso, menyampaikan pembelaan terakhir kliennya.
Marcella memaparkan bahwa sejak awal, Baiquni tidak merintangi penyidikan, melainkan sudah jujur.
Bahkan, memberikan barang bukti kepada penyidik.
Menyebut Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengambil keuntungan dari kejujuran Baiquni.
Namun kejujuran kliennya justru disebut tak lagi berharga karena tidak disampaikan dari awal pemeirksaan.
Dalam pembelaan terakhirnya menjawab Replik Jaksa, Kuasa Hukum terdakwa perintangan penyidikan kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua, Baiquni Wibowo, kembali memaparkan kronologi peristiwa yang terjadi saat menonton bersama salinan file rekaman dari DVR CCTV dengan Arif Rachman Arifin, Chuck Putranto, dan Ridwan Soplanit.
Saat itu, terdakwa baiquni tidak memahami secara utuh apa yang terjadi di dalamnya.
Barulah saat mengembalikan DVR tersebut, Baiquni melihat terdakwa Arif Rachman Arifin ragu, atas perintah Ferdy Sambo untuk menghapus salinan rekaman CCTV dari dvr tersebut.
Saat diperiksa penyidik, Baiquni pun menyampaikan isi rekaman, bahwa brigadir yosua masih hidup sebelum Ferdy Sambo datang, serta inisiatif memberikan salinan rekaman CCTV yang belum ia hapus sebagai bukti tambahan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.