TRENGGALEK, KOMPAS.TV – Kuota pasokan minyak goreng subsidi MinyaKita akan ditambah, yang semula 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pasar.
"Mulai bulan ini akan ditambah. Sebelumnya (kuota) 300 ribu ton per bulan, kita naikkan menjadi 450 ribu ton per bulan," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan usai berkunjung ke Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023), dikutip dari Antara.
Kebijakan itu diambil menyusul tingginya permintaan minyak goreng subsidi yang dinilai memiliki harga lebih murah Rp14.000 per liter. Melihat, minyak curah kemasan lainnya dibanderol di kisaran Rp16.000 hingga Rp18.000 per liter, bahkan ada yang sampai Rp20.000 per liter.
"Kita akan melarang pembeli secara banyak atau grosir dan akan mengutamakan barang tersebut masuk pasar. Pembelian dibatasi, boleh orang beli minyak 10 liter, harus menyertakan KTP (Kartu Tanda Penduduk)," terang Mendag.
Dengan larangan itu, harapannya dapat menjaga kestabilan ketersediaan produk di pasaran, sehingga tidak terjadi kelangkaan yang dapat mempengaruhi harga.
Baca Juga: Fakta-Fakta MinyaKita Langka, Ternyata Ditimbun di Gudang Terbesar di Cilincing Jumlahnya 500 Ton
Pembelian grosir nantinya berpeluang dijual secara daring, sehingga dinilai kurang relevan sesuai sasaran program minyak goreng pemerintah.
"Sementara untuk pembelian secara daring akan dikurangi dan diprioritaskan barang masuk pasar,” kata Zulhas.
Sebagaimana diketahui, MinyaKita diburu banyak konsumen karena kualitasnya yang baik dan harganya ramah di kantong.
Banyak pasar tradisional di berbagai daerah kerap mengalami kelangkaan barang dan kenaikan harga.
Salah satunya terjadi di Pasar Basah Trenggalek yang harga minyak goreng curah kemasan mencapai Rp15.000 hingga Rp15.500 per liter.
“Harganya agak naik, biasanya dijual sesuai tulisan di kemasan Rp14.000, tapi dijual Rp15.000,” kata Siti, salah satu pedagang di Pasar Basar Trenggalek mengacu pada harga penjualan kisaran akhir Januari lalu.
Dia mengaku, menjual MinyaKita di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) itu karena dapat harga dari distributor Rp14.500. Selain harga yang naik, lanjutnya, pasokan minyak goreng subsidi itu tak selancar sebelumnya.
Baca Juga: Alasan PT BKP Timbun MinyaKita di Gudang Bikin Langka di Pasaran
Pihaknya berharap dengan tambahan pasokan itu harga minyak goreng itu kembali stabil dengan ketersediaan barang di pasaran.
"Saya sampai tidak enak hati menjual dengan harga Rp15.000 karena di kemasan sudah tertulis Rp14.000/liter. Takutnya kalau ada pelanggan yang mengira kita mengambil untung terlalu banyak. Padahal Rp500 saja. Mending dihapus saja banderol harganya," ungkap dia.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.