DAMASKUS, KOMPAS.TV - Fasilitas medis di wilayah utara Suriah dilaporkan kewalahan menghadapi dampak gempa 7,8M yang mengguncang Turki dan Suriah, Senin (6/2/2023) lalu. Kepala misi organisasi internasional Dokter Lintas Batas (MSF) di Suriah, Sebastien Gay menyebut para petugas medis kewalahan menangani banyaknya korban luka.
Gempa yang menghantam wilayah tenggara Turki dan utara Suriah berdampak parah di kawasan antara teritori pemerintahan Bashar Al-Assad dan wilayah kantong pemberontak di sekitar Idlib.
Baca Juga: Suara Lirih Minta Tolong Terus Terdengar Sejak Semalam dari Bawah Reruntuhan Gempa Turki dan Suriah
Gay menyebut, bantuan dalam skala besar dibutuhkan segera di barat laut Suriah, tempat warga masih kesulitan menghadapi dampak perang saudara bertahun-tahun.
"Konsekuensi masif bencana ini membutuhkan usaha bantuan internasional (yang ditingkatkan)," kata Gay dikutip Associated Press, Selasa (7/2).
Duta Besar Suriah untuk PBB Bassam Saddagh mengaku pihaknya telah meminta bantuan ke Sekjen PBB Antonio Guterres. Ia menyebut Guterres menegaskan bahwa PBB akan melakukan "segala tindakan yang mungkin" untuk membantu Suriah.
Lebih lanjut, Saddagh menyebut pemerintahan Assad siap untuk membantu dan mengoordinasikan penyaluran bantuan "kepada seluruh rakyat Suriah di semua wilayah Suriah." Namun, Saddagh tidak secara eksplisit menyebut wilayah yang dikuasai pemberontak.
Wilayah yang dikuasai pemberontak Suriah sendiri selama ini bergantung dari bantuan internasional yang disalurkan dari Turki.
Menurut laporan Daily Sabah, korban jiwa akibat gempa di Turki sejauh ini berjumlah 3.419 orang. Sedangkan pemerintah Suriah melaporkan lebih dari 1.450 tewas.
Baca Juga: Alasan Gempa Turki-Suriah Berdampak Dahsyat: Gempa Darat 7,8M dan Hiposentrum 18km di Wilayah Padat
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.