ANKARA, KOMPAS.TV - Berbagai negara tetangga Turki dan Suriah langsung menawarkan bantuan darurat menyusul gempat dahsyat dengan magnitudo 7,8 yang mengguncang bagian tenggara Turki dan utara Suriah pada Senin (6/2/2023) pagi. Hingga pukul 14.55 WIB, korban tewas telah menembus 640 orang.
Seperti dilaporkan Associated Press, Yunani dan negara-negara lain di kawasan itu langsung menawarkan diri untuk mengirim bantuan darurat guna membantu upaya penyelamatan.
"Yunani sedang memobilisasi sumber dayanya dan akan segera membantu... (kami) sangat sedih dengan bencana gempa yang menghancurkan," tulis Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dalam sebuah cuitan.
Menulis dalam bahasa Turki, Presiden Israel Isaac Herzog menawarkan bantuan dalam sebuah pesan di Twitter, menambahkan, “Negara Israel selalu siap mengirim bantuan dengan segala cara yang memungkinkan. Hati kami tertuju pada keluarga dan orang-orang Turki yang berduka pada saat yang menyakitkan ini.”
Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan Senin pagi, menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah setelah gempa kuat tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan dia telah memberi tahu pejabat Turki bahwa Amerika Serikat siap memberikan bantuan untuk membantu upaya penyelamatan gempa.
Dalam sebuah cuitan, Sullivan mengatakan AS "sangat prihatin dengan gempa bumi yang merusak, hari ini" di Turki dan Suriah.
“Saya telah menghubungi pejabat Turki untuk menyampaikan bahwa kami siap memberikan bantuan apa pun dan semua yang dibutuhkan. Kami akan terus memantau situasi dengan berkoordinasi dengan (Turki),” kata Sullivan.
Baca Juga: Gempa M 7,8 Guncang Turki dan Suriah, Lebih dari 90 Orang Tewas
Gempa mematikan itu terasa hingga ibu kota Mesir, Kairo, dan di seluruh wilayah. Tawaran bantuan itu diberikan meskipun hubungan Turki dan beberapa negara di kawasan itu termasuk Yunani dan Mesir, tegang.
Korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Turki tenggara dan Suriah utara telah mencapai setidaknya 640 orang.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.