DUBAI, KOMPAS.TV - Iran menyalahkan Israel atas serangan pesawat tak berawak yang menargetkan pabrik militer di pusat kota Isfahan pada akhir pekan lalu. Iran memperingatkan, pihaknya "punya hak yang sah dan melekat" untuk membalas, Kamis (2/2/2023).
Misi Iran untuk PBB, dalam sebuah surat yang diterbitkan di situsnya, mengaitkan serangan yang terjadi pada Sabtu (28/1) malam itu dengan Israel, seperti laporan Associated Press.
“Penyelidikan awal menunjukkan rezim Israel bertanggung jawab atas percobaan tindakan agresi ini,” kata surat yang ditandatangani oleh Duta Besar Iran Amir Saeid Iravani. Surat itu tidak merinci bukti yang mendukung kecurigaan Iran.
Para pejabat Israel menolak berkomentar.
Namun, sejak runtuhnya kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015, Israel melakukan serangkaian serangan yang menargetkan program nuklir Iran dan situs lain sebagai bagian dari perang bayangan selama bertahun-tahun antara rival Timur Tengah itu.
Rincian serangan Isfahan yang terjadi sekitar pukul 23:30 hari Sabtu lalu masih langka, bahkan beberapa hari setelah penyerangan.
Kementerian Pertahanan Iran menyatakan tiga drone diluncurkan di fasilitas tersebut, dan dua di antaranya berhasil ditembak jatuh.
Sepertiga tampaknya berhasil menyerang bangunan itu, menyebabkan "kerusakan kecil" pada atapnya dan tidak melukai siapa pun, kata kementerian itu.
Baca Juga: Iran Ingin Mesra dengan Korea Utara, Usulkan Kerja Sama Hadapi Upaya Merusak Keamanan Global
Kantor berita IRNA milik pemerintah Iran kemudian menggambarkan drone itu sebagai “quadcopter yang dilengkapi dengan bom.”
Quadcopter, yang namanya diambil dari empat rotor atau baling-baling yang menggerakkannya, biasanya beroperasi dari jarak dekat dengan remote control. Televisi negara Iran kemudian menayangkan cuplikan puing-puing dari drone, yang menyerupai quadcopters dan tersedia secara komersial.
Masih belum jelas senjata apa yang dihasilkan bengkel tersebut. Iravani menyebutnya hanya sebagai "kompleks bengkel Kementerian Pertahanan Iran" dalam suratnya.
Israel pada awalnya diduga berada di balik serangan itu. Kementerian Intelijen Iran bulan Juli mengeklaim berhasil menghentikan rencana serangan terhadap situs-situs sensitif di sekitar Isfahan.
Sebuah segmen yang ditayangkan di televisi negara Iran pada bulan Oktober termasuk pengakuan yang diklaim oleh anggota Komala, sebuah partai oposisi Kurdi yang diasingkan dari Iran dan sekarang berbasis di Irak, bahwa mereka berencana untuk menargetkan fasilitas kedirgantaraan militer di Isfahan setelah dilatih oleh dinas intelijen Israel, Mossad. Namun, para aktivis mengatakan Iran telah menyiarkan ratusan pengakuan paksa di TV pemerintah selama dekade terakhir .
Surat Iravani kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan memperingatkan bahwa Teheran dapat menanggapi serangan itu.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.