SEOUL, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin hari Selasa (31/1/2023) mengatakan Amerika Serikat akan meningkatkan penyebaran senjata canggih seperti jet tempur dan pesawat pembom ke Semenanjung Korea, seperti laporan Associated Press, Selasa (31/1/2023).
Lloyd Austin juga mengatakan kedua negara akan memperkuat pelatihan bersama dan perencanaan operasional dengan Korea Selatan sebagai tanggapan terhadap meningkatnya ancaman nuklir Korea Utara.
Austin memberi pernyataan tersebut di Seoul setelah dia dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup setuju lebih memperluas latihan militer gabungan mereka, termasuk dimulainya kembali demonstrasi tembakan langsung, dan melanjutkan pengerahan aset strategis AS yang “tepat waktu dan terkoordinasi” ke Korea Selatan.
Austin dan Lee juga membahas persiapan latihan simulasi antara sekutu pada bulan Februari nanti, bertujuan mempertajam tanggapan mereka jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir.
Perjalanan Austin dilakukan saat Korea Selatan mencari jaminan yang lebih kuat bahwa Amerika Serikat akan dengan cepat dan tegas menggunakan kemampuan nuklirnya untuk melindungi sekutu, dalam menghadapi serangan nuklir Korea Utara.
Kegelisahan keamanan Korea Selatan meningkat sejak Korea Utara menguji coba puluhan rudal tahun 2022, termasuk rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menyerang sasaran di Korea Selatan dan daratan AS.
Baca Juga: Sempat Simpang Siur, Korea Selatan Pastikan Kerja Sama AS soal Pengelolaan Senjata Nuklir di Korea
Korea Selatan dan Amerika Serikat juga memperkuat kerja sama keamanan mereka dengan Jepang, mencakup latihan pertahanan rudal trilateral dan perang anti-kapal selam dalam beberapa bulan terakhir di tengah uji coba senjata Korea Utara yang provokatif.
Dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan mereka, Austin dan Lee mengatakan mereka sepakat kembali melaksanakan latihan militer skala besar seperti tahun lalu, termasuk latihan udara yang melibatkan pembom strategis AS pada bulan November, secara efektif menunjukkan kemampuan gabungan mereka untuk mencegah agresi Korea Utara. .
Sekutu mengurangi pelatihan mereka dalam beberapa tahun terakhir untuk menciptakan ruang bagi diplomasi dengan Korea Utara selama pemerintahan Trump dan karena pandemi Covid-19.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.