TOKYO, KOMPAS.TV – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pening karena terus-menerus mendapat kecaman dari kubu oposisi, Selasa (31/1/2023), atas tuduhan putranya menggunakan uang pembayar pajak untuk pelesir atau perjalanan wisata di luar negeri saat ikut ayahnya menjalankan tugas resmi.
Seperti laporan Xinhua yang dilansir Straits Times, Shotaro Kishida, 32 tahun, anak PM Kishida yang menjabat sebagai sekretaris eksekutif Perdana Menteri, dituduh oleh majalah Shukan Shincho telah mengunjungi tempat-tempat wisata di Paris, London dan Ottawa atas biaya pembayar pajak, semuanya menggunakan kendaraan milik pemerintah, sementara Perdana Menteri sedang menjalankan tugas resmi di luar negeri pada bulan Januari.
Tuduhan tersebut memberikan pukulan lebih lanjut terhadap peringkat persetujuan yang sudah merosot untuk Kabinet PM Fumio Kishida, menyusul sejumlah pengunduran diri menteri tingkat tinggi karena skandal pendanaan, kejanggalan dan hubungan dengan organisasi keagamaan yang mencurigakan.
Peringkat Kabinet juga mendapat pukulan besar, terutama soal rencana pemerintah yang kontroversial dan dikecam publik: menaikkan pajak guna mendanai peningkatan belanja pertahanan negara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Jepang Segera Kembangkan Rudal Canggih Jangkauan 3.000 Km, Digelar Tahun 2030
Menurut jajak pendapat media lokal Desember lalu, kontroversi sebelumnya menyebabkan peringkat persetujuan turun menjadi sekitar 30 persen. Ini tingkat terendah sejak Kishida meluncurkan kabinetnya bulan Oktober 2021, di bawah tingkat yang secara historis menjadi pertanda dari berakhirnya masa jabatan perdana menteri.
Pemimpin Jepang itu mendapat kritik Oktober lalu ketika dia memilih putra sulungnya untuk menjabat sebagai sekretaris eksekutifnya, memicu tuduhan nepotisme dari blok oposisi dan publik.
PM Kishida tambah pening saat sang anak ikut perjalanannya selama seminggu ke Inggris, Kanada, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat, menjelang KTT G7 bulan Mei, yang akan diadakan di prefektur Hiroshima, daerah pemilihannya.
Pada sesi komite parlemen, Selasa, Kishida menolak untuk secara definitif mengomentari tindakan putranya meskipun mendapat kritik pedas oleh oposisi.
Kepada sesi komite anggaran Majelis Rendah, Kishida mengatakan, putranya, yang berbelanja di pusat perbelanjaan Harrods di London selama tur lima negara Perdana Menteri, melakukan hal tersebut untuk menteri Kabinet lainnya.
Kishida menyatakan, putranya membeli barang-barang atas namanya, "untuk semua menteri, dan (saya membayarnya) dari kantong saya sendiri."
Sumber : Kompas TV/Xinhua/Shukan Hincho
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.