ZAGREB, KOMPAS.TV - Presiden Kroasia hari Senin, (30/1/2023) mengkritik negara Barat karena memasok Ukraina dengan tank-tank berat dan senjata lain untuk melawan pasukan Rusia yang menyerang, mengatakan pengiriman senjata itu cuma akan memperpanjang perang.
Seperti laporan Associated Press, Selasa, (31/1/2023), presiden Kroasia Zoran Milanovic mengatakan kepada wartawan di ibu kota Kroasia adalah "gila" bila percaya bahwa Rusia dapat dikalahkan dalam perang konvensional.
“Saya menentang pengiriman senjata mematikan ke sana,” kata Milanovic seraya menekankan, “Itu memperpanjang perang.”
“Apa tujuannya? Disintegrasi Rusia, pergantian pemerintahan? Ada juga pembicaraan tentang mencabik-cabik Rusia. Ini gila," ujarnya.
Milanovic memenangkan pemilihan presiden di Kroasia tahun 2019 sebagai kandidat liberal berhaluan kiri, tandingan dari pemerintah konservatif yang saat ini berkuasa di Uni Eropa dan negara anggota NATO. Tapi sejak itu dia beralih ke nasionalisme populis dan mengkritik kebijakan Barat terhadap Rusia serta Balkan.
Milanovic dicitrakan media barat membangun reputasi sebagai pro-Rusia, yang berulang kali dia bantah. Namun dalam beberapa bulan terakhir Milanovic secara terbuka menentang masuknya Finlandia dan Swedia ke dalam NATO serta menentang pelatihan pasukan Ukraina di Kroasia sebagai bagian dari bantuan Uni Eropa ke Ukraina.
Hari Senin, presiden Kroasia memperluas narasinya dengan mengatakan dia percaya bahwa Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dianeksasi oleh Rusia tahun 2014, tidak akan pernah lagi menjadi bagian dari Ukraina.
Baca Juga: Tentara Rusia yang Bisa Hancurkan Tank Leopard dan Abrams Dijanjikan Dapat Rp1 Miliar
Setelah berbulan-bulan ragu-ragu, AS mengatakan akan mengirim 31 dari tank tempur Abrams seberat 70 ton ke Ukraina, dan Jerman mengumumkan akan mengirim 14 tank Leopard 2A6 serta mengizinkan negara lain melakukan hal yang sama.
Milanovic mengatakan "dari 2014 hingga 2022, kami menyaksikan bagaimana seseorang memprovokasi Rusia dengan niat untuk memulai perang ini."
“Apa tujuan perang ini? Perang melawan kekuatan nuklir yang berperang di negara lain? Apakah ada cara konvensional untuk mengalahkan negara seperti itu?” Milanovic bertanya pada hari Senin. “Siapa yang membayar harganya? Eropa. Amerika membayar (ongkos dan dampak perang) paling sedikit,” katanya.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.