SEMARANG, KOMPAS.TV - Dalam serangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, Kelenteng Tay Kak Sie di Kota Semarang, Jawa Tengah melakukan berbagai ritual, salah satunya adalah Ritual Po Un yang bertujuan untuk tolak bala atau menambal nasib agar tidak sial sehingga dapat melalui tahun ini dengan baik.
Ritual Po Un dimulai dengan para jemaat Kelenteng Tay Kak Sie melakukan doa bersama yang dipandu oleh tujuh orang Pandita. Pandita ini membacakan Paritta atau doa-doa suci dengan membunyikan alat musik pukul tradisional bernama Liam King, yang terdiri dari tambor, boktok, jembeng, dan teng. Setelah itu, para jemaat membakar kertas emas atau Toa Kim sebagai simbol memohon berkah dan kemudian berhamburan keluar halaman Kelenteng Tay Kak Sie untuk membakar replika manusia dan kapal layar yang terbuat dari kertas yang sudah diberkati. Kertas replika ini berisi nama-nama para jemaat, lengkap dengan tanggal lahir, alamat, dan juga shio.
“Po Un itu ritual untuk tolak bala atau istilahnya nambal nasib,”ujar Ivan Eko Harahap, wakil sekretaris Kelenteng Tay Kak Sie.
Ritual Po Un yang dilakukan pada Jumat pagi (27/1/2023) ini diikuti oleh puluhan jemaat yang datang langsung ke Kelenteng Tay Kak Sie dan 400 simpatisan yang mendaftarkan namanya untuk dibuatkan replika mereka pada ritual Po Un.
Umat Buddha dan Tionghoa percaya dengan shio dan di setiap tahun selalu ada beberapa shio yang jiong atau bentrok dengan nasib baik, dengan kata lain memiliki peruntungan yang kurang bagus. Ritual Po Un biasanya dilakukan pada hari hari baik dalam rangkaian Tahun Baru Imlek.
#ritualpoun #kelentengtaykaksie #imlek
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.