PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.TV - Insiden pembunuhan sejumlah polisi Haiti oleh geng kriminal di negara itu memicu demonstrasi besar-besaran.
Sejumlah demonstran dan petugas polisi melakukan aksi protes di depan rumah Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry di Port-au-Prince, Kamis (26/1/2023).
“Petugas polisi dan demonstran datang kemari agar suara mereka didengar,” ujar salah seorang penasihat yang meminta anonimitas kepada CNN.
“Mereka marah, dan kami mengerti serta mendengar mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Usai Perkosa 2 Perempuan, Pria Skotlandia Ganti Kelamin, Debat Sengit hingga PM Turun Tangan
Foto di media sosial memperlihatkan demonstrasi besar-besaran menyebar hingga ke Bandara Internasional Toussaint Loverture.
PM Ariel Henry, yang baru kembali ke Haiti dari Argentina, kebetulan tak berada di kediamannya saat insiden tersebut.
Ia juga tak berkomentar secara terbuka mengenai demonstrasi tersebut.
Haiti memang dikenal sebagai salah satu negara dengan keamanan terburuk, dan kekerasan geng kejahatan kerap terjadi.
Namun, pembunuhan sejumlah petugas polisi pada pekan ini menimbulkan kemarahan di Ibu Kota negara tersebut.
Enam polisi tewas terbunuh pada Rabu (25/1/2023), yang diyakini sebagai ulah geng kejahatan.
Berdasarkan pernyataan publik Kepolisian Nasional Haiti, angka kematian petugas polisi dalam sepekan terakhir menjadi sekitar 10.
Baca Juga: Saling Serang Rudal Israel-Palestina Kembali Terjadi, Buntut Serbuan ke Jenin
Pada pernyataannya, Direktur Jenderal Kepolisian Haiti, Frantz Elbe mendeklarasikan negara dalam keadaan waspada maksimal atas pembunuhan itu.
Komunitas internasional juga mengutuk pembunuhan terhadap polisi di Haiti.
“Kami turut berbelasungkawa kepada keluarga dan teman dari para petugas pemberani yang tewas saat menjalani tugas dan meminta untuk tenang dalam menjaga populasi serta menginginkan periode berkabung yang damai,” cuitan dari Kedutaan Besar AS di Haiti di Twitter.
“Kami berdiri bersama pasukan keamanan, saat mereka berjuang menghadapi geng bersenjata untuk mengembalikan keamanan warga Haiti,” ujarnya.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.