TOKYO, KOMPAS.TV - Polisi Jepang memburu setelah seseorang pengirim pesan ancaman bom dan pembunuhan ke ratusan sekolah.
Ancaman bom dan pembunuhan dikirimkan seorang tak dikenal lewat faks ke sejumlah sekolah menengah atas dan universitas pekan ini.
Dinukil dari laporan BBC Kamis (26/1/2023), nomor yang digunakan untuk mengirim pesan tersebut berasal dari Tokyo.
Pihak kepolisian mengungkapkan tak menemukan peledak di gedung sekolah.
Baca Juga: Paus Fransiskus: Homoseksualitas Bukanlah Kejahatan
Tak ada pula informasi penyerangan terhadap staf dan pelajar sejauh ini.
Ancaman bom di Jepang, adalah sesuatu yang jarang, mengingat negara itu memiliki angka kematian yang rendah.
Gelombang pesan ancaman bom dan pembunuhan tersebut dimulai pada Senin (23/1/2022), setelah sebuah pesan faksimili mencapai sejumlah sekolah dan universitas di seluruh Jepang.
Di salah satu prefektur, Saitama, pejabat mengungkapkan lebih dari 170 sekolah menerima ancaman tersebut.
Media lokal melapokan salah sau pesan mengklaim menanam 330 bom.
Baca Juga: Al-Qur'an Dibakar, Al Azhar Mesir Serukan Dunia Islam Boikot Produk Belanda dan Swedia
Sejumlah laporan mengatakan pesan itu juga meminta tebusan berkisar antara 300.000 yen atau setara Rp34,6 juta hingga 3 juta yen (Rp346 juta).
Pada Selasa (24/1/2023), pesan yang mengancam membunuh guru dan senjata buatan sendiri dikirim ke sejumlah sekolah di berbagai perfektur, termasuk Osaka, dan juga Saitama serta Ibaraki.
Sejumlah sekolah di Jepang pun tutup untuk mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi akibat ancaman itu, dan baru buka kembali pada Kamis.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.