JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketum Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, menuju pemilu 2024 ada mobilisasi massa NU sebagai senjata politik menuju gelaran Pemilu 2024.
Bahkan, kata Gus Yahya, godaan yang ia sebut sebagai syahwat politik tersebut juga datang di internal organisasi NU sendiri.
Hal itu diungkap Gus Yahya dalam 'Partisipasi Ormas Dalam Pendidikan Pemilih Cerdas Untuk Mewujudkan Pemilu Berkualitas 2024' yang digelar Kemendagri, Rabu (25/1).
Awalnya Gus Yahya menjelaskan mengatasi politik identitas menjadi pekerjaan rumah semua pihak, seraya ingatkan bahaya politik identitas agar tidak lagi dijadikan untuk pemuas syahwat politik.
"Saya kira semua orang juga mengetahui, dan kami sendiri dalam kepemimpinan NU menyadari bahwa di dalam lingkungan NU sendiri kecenderungan politik identitas itu masih cukup kuat," kata Gus Yahya, Rabu, diikuti dari Youtube Dirjen Politik dan Pemerintahan Kemendagri.
"Terutama karena semangat atau dalam istilah yang lebih peyoratif, bisa dikatakan syahwat politik di lingkungan NU sangat besar," tambah Gus Yahya.
Baca Juga: Gus Yahya soal Pemilu Serentak 2024: Tak Ada Pertarungan Absolut, Rileks, Enggak Perlu Baper
Ia lantas menyinggung salah satunya terkait mobilisasi dalam syahwat itu mengatasnamakan NU, tapi tujuannya politik.
“Ada mobilisasi dukungan dengan identitas NU sebagai senjata," jelas eks juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut.
Pengasuh PP Raudlatul Thalibin Rembang itu lantas menyebut, bahwa menjadikan NU sebagai senjata politik itu tidak elok dilakukan.
Apalagi, menjadikan identitas sebagai motivasi politik.
"Kami menyadarai ini bikan model dinamika politik yang baik. Karena identitas dijadikan motivasi politik," jelas dia.
Baca Juga: Cerita Gus Yahya Tegur Kader yang Pakai Kantor NU untuk Kampanye Presiden
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.