JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil langkah Kementerian Kesehatan (Kemkes) yang sempat memberikan biskuit untuk pencegahan stunting pada anak di Indonesia, Rabu (25/1/2023).
Presiden Jokowi pun memerintahkan Kemkes agar memenuhi kebutuhan gizi anak berupa protein hewani untuk mencegah stunting.
"Jangan sampai keliru, karena yang lalu-lalu dari Kementerian masih memberi biskuit untuk anak, cari mudahnya, saya tahu, lelangnya gampang," ujar Jokowi dalam Rakernas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Rabu (25/1/2023) dipantau dari Breaking News Kompas TV.
"Kalau telur, ikan, kan gampang busuk. Ini cari mudahnya aja, jangan dilakukan lagi! Kalau anaknya, bayinya, harus diberikan telor, ya telor, ikan ya ikan," kata Jokowi.
Ia pun memerintahkan kementerian dan lembaga untuk bersinergi menurunkan angka stunting dari 21,6 persen pada tahun 2022 menjadi 14 persen saja di tahun 2024 mendatang.
"Target yang saya sampaikan 14 persen di 2024 harus kita capai. Semuanya bergerak, angka itu tidak sulit dicapai asal kita bekerja bersama-sama," ujarnya.
Baca Juga: Kembali Hangat tapi Masih Misteri, PPP-PAN Sebut Jokowi Bakal Lakukan Reshuffle dalam Waktu Dekat
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyampaikan bahwa pihaknya dikritik oleh pakar kesehatan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia karena memberikan biskuit kepada anak-anak sebagai makanan tambahan untuk mencegah stunting di Indonesia.
"Ini saya dimarahi sama semua profesor UI, Unhas, Undip, UGM, dia bilang 'jangan kasih karbohidrat biskuit, kasihnya protein hewani," kata Budi di acara yang sama, Rabu (25/1).
"Jadi harus dikasih telur, ikan, atau daging ayam," ujarnya.
Kemkes pun berupaya memenuhi kebutuhan timbangan di seluruh puskesmas di Indonesia untuk memantau berat badan anak dalam rangka pencegahan stunting.
Selain itu, jumlah alat USG di puskesmas juga akan dipenuhi. Sebab, saat ini hanya lima ribu dari 10 ribu puskesmas di Indonesia yang memiliki alat USG.
Baca Juga: Dokter Sebut Masyarakat Bisa Cegah Stunting dengan Makanan Kaya Protein
Sebagai informasi, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Stunting akan berdampak pada perkembangan kognitif karena terganggunya perkembangan otak, sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak.
Budi menjelaskan bahwa secara sederhana, anak yang stunting adalah anak yang bodoh.
"Kalau anak kita stunting, artinya anak kita bodoh, dan saya yakin tidak ada satu pun wanita Indonesia yang ingin anaknya bodoh," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.