JAKARTA, KOMPAS.TV - Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP), Aria Bima, menilai elektabilitas Ganjar Pranowo yang tinggi saat ini tidak bisa dilepaskan dari kinerja partai dan peran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Hal tersebut disampaikan Aria menanggapi hasil survei nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI). Survei LSI yang dirilis pada Minggu (22/1/2023) lalu, menunjukkan elektabilitas Ganjar dan PDIP menempati peringkat tertinggi di Indonesia saat ini.
Dalam survei itu, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyebut ada keterkaitan antara tingkat elektabilitas Ganjar dan PDIP dengan kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Juga: Efek Jokowi: Kepuasan atas Kinerja Presiden Dinilai Turut Kerek Elektabilitas Ganjar dan PDIP
Djayadi menyebut kinerja Presiden Jokowi berdampak ke partai politik asal dan sosok bakal capres yang diasosiasikan paling dekat dengan sang presiden.
Dia menilai Ganjar menjadi kandidat paling dekat dengan Jokowi saat ini sekaligus kader PDIP paling populer.
Akan tetapi, Aria menyebut data survei itu disebabkan oleh kinerja PDIP. Politikus itu menegaskan kinerja partai dalam mendukung pemerintahan berbanding lurus dengan tingkat kepuasan masyarakat.
"Di situ dikatakan Ganjar mendapatkan dukungan responden dalam kaitannya dengan capres, itu adalah suatu akibat kinerja partai; kinerja struktural partai juga konsistensi Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri yang tidak goyah dalam berbagai hal terkait hiruk-pikuk capres-mencapres,” kata Aria dalam program Kompas Petang Kompas TV, Senin (23/1/2023).
"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa Ganjar tidak bisa dilepaskan persepsinya dari kinerja PDIP. Ada suatu kelekatan yang sangat kuat antara dukungan PDIP terhadap kinerja Jokowi,” lanjutnya.
Dalam survei LSI, Ganjar mencatatkan elektabilitas tertinggi, disusul Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Sementara di ranah partai, PDIP menjadi parpol dengan tingkat keterpilihan tertinggi, disusul Gerindra dan Demokrat.
Mengenai kaitan hasil survei dengan Pemilu 2024, Djayadi menyebut kinerja positif Jokowi saja tidak cukup sebagai modal elektabilitas. Ia mengatakan terdapat berbagai faktor lain yang mempengaruhi elektabilitas.
Lebih lanjut, Djayadi menuturkan tingkat kepuasan terhadap Jokowi yang terekam dalam survei LSI dipengaruhi berbagai faktor seperti ekonomi, penegakan hukum, dan harga kebutuhan pokok.
“Kalau misal nanti Pak Ganjar atau siapa pun yang dicalonkan oleh PDIP, dia tidak bisa hanya mengandalkan kinerja presiden. Dia harus mengandalkan kerja-kerja yang lain, termasuk kerja partai,” kata Djayadi.
Di lain sisi, Aria menegaskan tingkat kepuasan yang terekam dalam survei seperti LSI disebabkan oleh kinerja partai mengawal pemerintahan.
Mengenai nama capres dari PDIP, Aria pun menyebut Megawati telah mempertimbangkan sosok serta waktu yang tepat untuk mengumumkannya. Ia menyebut PDIP mempertimbangkan berbagai hal, termasuk masukan masyarakat.
"Kepemimpinan Ibu (Megawati) dengan pilar partai ini harus sehati, harus satu tarikan napas untuk mendukung kinerja pemerintah yang ada dengan cara yang benar,” kata Aria.
“Benar bagaimana? Benar dari cara pandang ideologis dan cara pandang berbagai hal terkait kebijakan-kebijakan publik yang ada,” lanjutnya.
Baca Juga: Simulasi Pilpres LSI: Ganjar Menang, Didukung Hampir Setengah Pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.